Header INS Spirit

Wamen Kependudukan Tinjau Stunting di Aceh Besar, Soroti Sanitasi dan Gizi Ibu Hamil

Wakil Menteri Kependudukan Ratu Ayu berdialog dengan ibu hamil di Gampong Siron Blang, Aceh Besar, terkait pentingnya sanitasi dan pencegahan stunting. (Foto: Dok Humas Pemkab Aceh Besar).

INISIATIF.CO, Aceh Besar – Wakil Menteri Kependudukan dan Pembangunan Keluarga, Ratu Ayu Isyana Bagoes Oka, melakukan kunjungan kerja ke Provinsi Aceh pada Selasa, 8 Oktober 2025, dengan fokus pada peninjauan kondisi sanitasi dan edukasi pencegahan stunting di kawasan pedalaman Gampong Siron Blang, Kecamatan Kuta Cot Glie, Kabupaten Aceh Besar.

Dalam kunjungan tersebut, Wamen didampingi oleh Kepala BKKBN Aceh, Safrina Salim, serta sejumlah pejabat dan mitra strategis dari berbagai sektor. Wamen berdialog langsung dengan warga mengenai pentingnya sanitasi layak, perbaikan gizi, dan pola hidup sehat dalam mencegah stunting.

“Dari data keluarga berisiko stunting itulah kami berkolaborasi dengan berbagai pihak, termasuk TNI-Polri, perusahaan, dan lembaga masyarakat untuk bersama mengatasi stunting,” ujar Ratu Ayu kepada wartawan.

Meski secara nasional prevalensi stunting sudah menurun di bawah 20 persen pada 2024, Aceh masih mencatat angka stunting 28,6 persen, turun sedikit dari 29,4 persen pada tahun sebelumnya.

“Masih lebih tinggi dibanding rata-rata nasional, karena itu perlu intervensi terpadu, mulai dari perbaikan gizi hingga penyediaan sanitasi dan air bersih,” tegasnya.

Penurunan ini dinilai belum signifikan dan memerlukan intervensi multisektor yang lebih kuat. Pemerintah pusat melalui program Gerakan Orang Tua Asuh Cegah Stunting (GENTING) terus mendorong keterlibatan lintas sektor dan komunitas dalam menurunkan prevalensi stunting di daerah-daerah tertinggal.

Dalam peninjauan rumah warga, Ratu Ayu menyoroti kasus seorang ibu hamil bernama Nurlela, yang tinggal tanpa akses jamban layak. Ia menyebutkan bahwa kondisi sanitasi yang buruk dapat meningkatkan risiko gangguan kesehatan bagi ibu dan bayi.

“Untuk mencegah stunting, upaya harus dimulai sejak dini — dari 1.000 hari pertama kehidupan. Selain asupan gizi, sanitasi yang baik juga menjadi faktor penting,” jelas Wamen.

Sebagai bentuk intervensi langsung, Kementerian Kependudukan dan Pembangunan Keluarga bekerja sama dengan Bank Syariah Indonesia (BSI) akan membangun jamban sehat bagi keluarga Nurlela, sekaligus memberikan edukasi seputar kontrasepsi pasca persalinan.

Ratu Ayu menegaskan bahwa pencegahan stunting tidak bisa hanya menjadi tanggung jawab pemerintah semata. Diperlukan sinergi dari berbagai kalangan, mulai dari swasta, lembaga keagamaan, komunitas lokal, hingga individu.

“Anak-anak Indonesia adalah calon generasi emas 2045. Kita harus memastikan mereka tumbuh sehat, cerdas, dan berkualitas,” pungkasnya.[]

Editor : Yurisman
inisiatifberdampak
Tutup