Banner Niagahoster
Ramadhan

Kisah Limah dan La’ak, Berpisah Karena Tekanan Ekonomi Disatukan Karena Cinta

Foto ilustrasi

INISIATIF.CO, – Di sebuah sudut perkampungan dalam, hiduplah seorang ibu muda bernama Limah. Ia berprofesi sebagai perawat di rumah sakit daerah.

Saban waktu, Limah bekerja keras untuk memenuhi kebutuhan keluarganya. Suaminya, Apala’ak, bekerja serabutan sebagai pengepul pinang dengan pendapatan tidak tetap. Mereka memiliki seorang anak berusia 8 bulan, Rafa.

Bank Aceh

Kehidupan Limah tidaklah mudah. Sebagai pegawai kontrak, gajinya hanya Rp.900 ribu per bulan. Biaya hidup yang meningkat dan kebutuhan rumah tangga yang serba kekurangan membuat Limah merasa tertekan. Mereka tinggal di rumah kontrakan sederhana dengan biaya sewa Rp.300 ribu per bulan. Utang Limah menumpuk, mulai dari pinjaman bank, utang “julo-julo” sore Jumat, hingga utang kepada tetangga.

Setiap hari, Limah berangkat pagi-pagi sekali ke rumah sakit, meninggalkan Rafa di bawah asuhan neneknya. Ia bekerja selama 8 jam, kemudian pulang merawat Rafa.

Apala’ak mencari nafkah dengan cara mengepul pinang hingga malam hari. Mereka jarang memiliki waktu bersama keluarga.

Kondisi keuangan Limah semakin memburuk. Ia terpaksa mengurangi pengeluaran, membatasi kebutuhan pokok, dan berhenti berlangganan fasilitas yang tidak penting. Namun, utang terus menumpuk. Limah merasa putus asa dan khawatir tentang masa depan keluarganya.

“Dua tahun pernikahan banyak sekali ujian berat yang kami hadapi, cukop brat,” ujar Limah kepada kawannya.

Suatu hari, Limah mendengar tentang kesempatan bekerja sebagai perawat di Rumah Sakit Arab Saudi. Gaji yang ditawarkan sangat menggiurkan. Limah berpikir ini adalah kesempatan untuk memperbaiki kehidupan keluarganya.

Setelah berdiskusi dengan suaminya, Limah memutuskan untuk merantau ke timur tengah, negeri kaya raya Raja Salman Abdul Aziz .

Hari perpisahan tiba. Limah meninggalkan Rafa dan dan La’ak dengan hati berat. Ia berjanji akan bekerja keras dan mengirimkan uang untuk membiayai kebutuhan keluarganya.

Kehidupan di Arab Saudi tidaklah mudah. Limah harus beradaptasi dengan budaya baru, bahasa Arab, dan jadwal kerja yang ketat. Namun, ia tetap semangat dan berfokus pada tujuannya.

Dua tahun berlalu. Limah berhasil mengumpulkan uang yang cukup untuk membeli tanah dan membangun rumah di kampung halamannya. Ia juga melunasi semua utangnya dan mengirimkan uang untuk membiayai kebutuhan Rafa anak semata wayangnya.

Setelah kontraknya berakhir, Limah kembali ke Indonesia dengan hati penuh kebahagiaan. Ia disambut hangat oleh keluarganya. Rafa sudah berusia 2 tahun dan La’ak telah mendapatkan pekerjaan yang lebih stabil.

Limah membeli tanah, membeli mobil dan membangun rumah impian mereka. Keluarga kecil itu akhirnya memiliki tempat tinggal yang nyaman dan aman. Limah kembali bekerja sebagai perawat kontrak di rumah sakit daerah, tetapi kali ini dengan keuangan yang lebih baik dan kehidupan yang lebih stabil.

Kisah Limah menjadi inspirasi bagi banyak orang. Ia menunjukkan bahwa perjuangan, kesabaran, dan kegigihan dapat mengubah kehidupan menjadi lebih baik. Meski ia ialah seorang perempuan, tujuan dan niat baiknya mampu mendobrak keterbatasan.[]

Editor : Ikbal Fanika
Iklan BRI
Tutup