Visi Aceh Islami, Maju Bermartabat dan Berkelanjutan Ditegaskan dalam Rapat RPJMA 2025-2029
INISIATIF.CO, Banda Aceh – Penjabat Gubernur Aceh, Dr. H. Safrizal ZA, M.Si, memimpin rapat perdana penyusunan Rencana Pembangunan Jangka Menengah Aceh (RPJMA) 2025-2029 di Kantor Bappeda Aceh, Selasa (11/2/2025).
Rapat ini menandai langkah awal dalam menyiapkan dokumen perencanaan pembangunan lima tahun ke depan, yang akan menjadi pedoman bagi pemerintah daerah dalam menjalankan kebijakan strategis dan program prioritas.
Rapat dihadiri oleh para Penjabat Bupati dan Wali Kota se-Aceh, kepala Satuan Kerja Perangkat Aceh (SKPA), kepala Bappeda kabupaten/kota, tim penyusun visi dan misi Gubernur Aceh terpilih, serta pihak terkait lainnya.
Dalam sambutannya, Safrizal menekankan pentingnya perencanaan yang matang dalam penyusunan RPJMA. Ia mengingatkan bahwa dokumen ini akan menjadi acuan bagi pemerintah daerah dalam merancang kebijakan serta menjalankan program prioritas selama lima tahun ke depan. Oleh karena itu, RPJMA harus disusun dengan cermat, berbasis data akurat, dan mencerminkan kebutuhan nyata masyarakat Aceh.
Dengan pelantikan pasangan Muzakir Manaf dan Fadhlullah sebagai Gubernur dan Wakil Gubernur Aceh yang dijadwalkan pada Rabu besok (12/2), penyusunan RPJMA menjadi salah satu tugas utama yang harus segera diselesaikan.
Visi yang diusung dalam RPJMA 2025-2029 mencerminkan harapan besar bagi masa depan Aceh, yakni “Aceh Islami, Maju, Bermartabat, dan Berkelanjutan.” Untuk mewujudkan visi ini, pemerintahan yang baru menetapkan tujuh misi utama yang menjadi arah kebijakan pembangunan, mulai dari penerapan syariat Islam secara menyeluruh, penguatan kekhususan Aceh sesuai MoU Helsinki dan Undang-Undang Pemerintahan Aceh (UUPA), hingga peningkatan daya saing sumber daya manusia dan pembangunan infrastruktur untuk menjamin konektivitas antarwilayah.
Sebagai langkah awal, sembilan program kerja gerak cepat disiapkan untuk mendukung implementasi visi dan misi tersebut. Program-program ini mencakup berbagai aspek yang langsung menyentuh kebutuhan masyarakat, seperti Jaminan Kesehatan Aceh (JKA) unggul, dana abadi pendidikan, dan pengoptimalan kekayaan bumi Aceh untuk kemakmuran rakyat. Selain itu, peningkatan kualitas pendidikan melalui program guru dan sekolah unggul, pembangunan sistem satu data Aceh, serta penguatan sektor pertanian untuk menjadikan Aceh sebagai lumbung pangan juga menjadi fokus utama. Program makan bergizi gratis, pembangunan pusat rehabilitasi unggul, dan penguatan peran Baitul Mal di tingkat gampong menjadi bagian dari langkah cepat yang akan dilaksanakan.