Header INS Spirit

Rektor UTU Apresiasi Pemkab Abdya, Angka Kemiskinan Turun Jadi 13,30 Persen

Rektor Universitas Teuku Umar (UTU), Prof. Dr. Ishak Hasan, M.Si. (Foto untuk INISIATIF.CO)

INISIATIF.CO, Blangpidie – Rektor Universitas Teuku Umar (UTU) Meulaboh, Prof. Dr. Ishak Hasan, memberikan apresiasi kepada Pemerintah Kabupaten Aceh Barat Daya (Pemkab Abdya) yang berhasil menurunkan angka kemiskinan di daerah tersebut.

Data terbaru dari Badan Pusat Statistik (BPS) Abdya mencatat, tingkat kemiskinan pada tahun 2025 turun menjadi 13,30 persen dibandingkan tahun sebelumnya yang masih berada di angka 15,32 persen.

“Kita mengapresiasi langkah Pemerintah Daerah Abdya dalam menurunkan angka kemiskinan di tahun 2025 ini,” ujar Prof. Ishak kepada INISIATIF.CO, Kamis (18/9/2025).

Menurut Prof. Ishak, turunnya angka kemiskinan tak lepas dari membaiknya sektor ekonomi masyarakat. Perkebunan sawit rakyat menjadi salah satu penopang utama yang menggerakkan perekonomian.

Selain itu, geliat pasar tradisional dan ekonomi lokal Abdya juga ikut mendongkrak daya beli masyarakat. “Kondisi pasar yang mulai bergeliat, membuat pertumbuhan ekonomi masyarakat semakin terasa, dan ini berdampak langsung pada turunnya kemiskinan,” jelasnya.

Ia juga menilai, program-program pemerintah daerah di bawah kepemimpinan Bupati Safaruddin dan Wakil Bupati Muslizar Zaman Akli ikut menjadi stimulus penurunan angka kemiskinan.

Mulai dari bantuan rumah dhuafa hingga program ekonomi kerakyatan, semuanya disebut memberikan dampak positif. “Harapannya, Pak Bupati terus gencar menjalankan program-program seperti ini agar kemiskinan semakin ditekan,” tegasnya.

Lebih jauh, Prof. Ishak menilai masuknya bisnis retail modern seperti Indomaret juga membawa dampak pada pertumbuhan ekonomi. Menurutnya, kehadiran pasar modern perlu dilihat sebagai pemantik baru untuk menggerakkan sektor perdagangan.

Tak hanya itu, ia juga menekankan pentingnya percepatan pembangunan Pelabuhan Teluk Surin. “Jika pelabuhan ini terwujud, tentu akan semakin meningkatkan pertumbuhan ekonomi di Abdya. Apalagi dalam tata ruang ke-Acehan, Abdya masuk kawasan industri perdagangan, sesuai sejarahnya sebagai pusat perdagangan Aceh di masa lalu,” paparnya.

Selain sektor ekonomi, Prof. Ishak juga menyoroti aspek birokrasi. Ia berharap gaya kepemimpinan yang dijalankan Pemerintah Abdya dapat lebih mengedepankan pelayanan publik.

“Birokrasi Abdya harus melayani masyarakat, jangan terlalu top down,” pesannya.

Prof. Ishak menambahkan, ke depan Pemkab Abdya perlu menggenjot pertumbuhan di semua sektor, baik pertanian, kelautan dan perikanan, maupun industri perdagangan, agar penurunan angka kemiskinan semakin signifikan.[]

Editor : Ikbal Fanika
inisiatifberdampak
Tutup