Korban Banjir dan Longsor di Sumatera Tembus 708 Jiwa

Kepala Pusat Data, Informasi, dan Komunikasi Kebencanaan BNPB, Abdul Muhari saat menyampaikan konferensi pers penanganan bencana yang digelar secara daring di Jakarta, Selasa (2/12/2025). [Foto: Tangkapan layar YT BNPB].

Inisiatif Logo, Jakarta — Badan Nasional Penanggulangan Bencana (BNPB) mengungkapkan angka terbaru korban bencana banjir dan longsor di Aceh, Sumatera Utara, dan Sumatera Barat terus meningkat. Hingga Selasa, total 708 jiwa dinyatakan meninggal dunia, sementara ratusan lainnya masih hilang di tiga provinsi tersebut.

Kepala Pusat Data, Informasi, dan Komunikasi Kebencanaan BNPB, Abdul Muhari, menyampaikan data tersebut dalam konferensi pers penanganan bencana yang digelar secara daring di Jakarta.

“Rinciannya, Sumatera Utara korban meninggal dunia 294 jiwa dan hilang 155 jiwa. Kemudian Provinsi Aceh per hari ini meninggal dunia 218 jiwa, hilang 227 jiwa,” ujar Abdul Muhari.

Sementara itu, di Sumatera Barat tercatat 196 korban meninggal dan 117 warga masih hilang, menjadikan bencana kali ini sebagai salah satu yang paling mematikan dalam satu dekade terakhir.

BNPB mencatat sejumlah wilayah mengalami kerusakan terparah, khususnya Tapanuli Tengah, Tapanuli Selatan, Sibolga, dan Tapanuli Utara. Di beberapa titik, akses jalan putus, jembatan hanyut, serta tumpukan material longsor menghambat upaya evakuasi.

Untuk mempercepat penyaluran bantuan ke daerah yang masih terisolasi, BNPB mengerahkan tiga moda transportasi logistik: darat, laut, dan udara.

Abdul Muhari menjelaskan bahwa untuk jalur darat, enam truk berkapasitas 15 ton telah diberangkatkan menuju Sumatera Utara. Sementara itu, jalur laut mengandalkan pengiriman 100 ton beras dari Jakarta yang akan tiba di Pelabuhan Sibolga untuk kemudian didistribusikan ke wilayah terdampak.

“Bantuan akan loading di Sibolga untuk didistribusikan ke kabupaten/kota terdampak, baik via jalur darat maupun udara,” katanya.

Pada jalur udara, BNPB menyiagakan 7 helikopter di Bandara Silangit, Tapanuli Utara, dan akan menambah 3 unit helikopter TNI serta 4 unit helikopter BNPB. Armada ini akan difungsikan untuk menjangkau titik-titik yang belum dapat ditembus melalui jalur darat.

“Tonase angkutan udara tidak sebesar jalur darat atau laut, hanya 800 kg hingga 1,5 ton per sorti. Namun ini sangat penting untuk menjangkau daerah terisolasi,” jelasnya.

Untuk meningkatkan efektivitas distribusi, BNPB berencana menambah frekuensi penerbangan serta mengerahkan hingga 30 unit helikopter dan pesawat caravan dalam beberapa hari ke depan.

Pemerintah pusat memastikan seluruh instansi, TNI, Polri, Basarnas, hingga relawan terus bekerja membuka akses, mencari korban, dan menyalurkan bantuan pangan, obat-obatan, serta kebutuhan mendesak lainnya.[]

Editor : Yurisman
inisiatifberdampak
Tutup