65 Pemakalah Bahas Zakat dan Wakaf di Konferensi Internasional AISZAWA 2025
INISIATIF.CO, Banda Aceh – Sebanyak 65 pemakalah dari berbagai perguruan tinggi dalam dan luar negeri memaparkan isu-isu aktual seputar zakat dan wakaf pada konferensi internasional Aceh International Symposium on Zakat, Waqf and Awqaf (AISZAWA).
Kegiatan ini berlangsung di kampus Universitas Islam Negeri (UIN) Ar-Raniry Banda Aceh pada 18–19 September 2025.
Dekan Fakultas Ekonomi dan Bisnis Islam (FEBI) UIN Ar-Raniry, Prof Dr Hafas Furqani, MEc, mengatakan konferensi ini menjadi wadah strategis bagi akademisi, peneliti, dan praktisi dari berbagai negara untuk mendiskusikan peran zakat dan wakaf dalam pembangunan ekonomi umat.
“Kegiatan ini menghadirkan 65 makalah terpilih melalui call for paper yang disajikan dalam sesi paralel. Para pemakalah berasal dari Indonesia, Malaysia, Turkiye, Maladewa, dan Nigeria, dengan tema Revitalizing Zakat and Waqf for Inclusive Economic Development,” jelas Hafas.
Menurutnya, AISZAWA 2025 bukan sekadar forum ilmiah, tetapi juga momentum penting memperkuat tata kelola zakat dan wakaf yang lebih profesional, inovatif, dan berdampak luas. “Konferensi ini menjadi kontribusi nyata kampus dalam mendorong zakat dan wakaf sebagai instrumen ekonomi umat yang produktif,” tambahnya.
Selama dua hari, berbagai makalah membahas topik penting, mulai dari zakat dan wakaf transformatis sebagai instrumen pengentasan kemiskinan, digitalisasi pengelolaan, tata kelola kelembagaan, hingga inovasi dalam penghimpunan dan penyaluran agar lebih inklusif serta berkelanjutan.
Ketua panitia AISZAWA 2025, Dr Ayumiati, MSi, menyampaikan bahwa konferensi ini juga menghadirkan pembicara kunci (keynote speakers), di antaranya Prof Dr Abdul Ghafar Ismail dari Universiti Kebangsaan Malaya, Dr Nik Yusoff Nik Ismail dari Forum Ekonomi Manusiawi (FEM) Malaysia, Taufiqurrahman SP MP dari Bappeda Aceh, serta Fahmi M Nasir MCL dari Satgas Gerakan Aceh Berwakaf.
“Konferensi internasional ini menjadi bukti komitmen FEBI UIN Ar-Raniry dalam mendukung riset strategis di bidang ekonomi Islam, khususnya zakat dan wakaf. Tingginya jumlah peserta dan pemakalah menunjukkan bahwa isu ini semakin relevan dalam konteks pembangunan ekonomi umat yang inklusif dan berkelanjutan,” ujar Ayumiati.
Ia menambahkan, kegiatan ditutup dengan rekomendasi bagi pengambil kebijakan serta tindak lanjut berupa publikasi makalah dalam prosiding internasional dan penjajakan kerja sama riset antar kampus maupun lembaga pengelola zakat dan wakaf.
“Dengan suksesnya AISZAWA 2025 ini, FEBI UIN Ar-Raniry semakin mengukuhkan posisinya sebagai pusat unggulan pengembangan ilmu ekonomi Islam, khususnya dalam bidang filantropi Islam yang strategis,” pungkasnya.[]