Warga Gaza Hadapi Fase Paling Kejam Perang, Bantuan Dijarah, Ribuan Tewas
INISIATIF.CO, Gaza – Krisis kemanusiaan di Jalur Gaza semakin memburuk. Kepala Perserikatan Bangsa-Bangsa (PBB), Antonio Guterres, menyebut warga Palestina kini menghadapi “fase paling kejam” dari perang yang telah berlangsung lebih dari tujuh bulan.
Serangan udara Israel yang terus berlangsung membuat situasi makin tidak manusiawi. Pejabat pertahanan sipil Gaza, Mohammed Al-Mughayyir, mengatakan pada Jumat (24/5), sedikitnya 71 orang tewas dan puluhan lainnya luka-luka akibat serangan terbaru. Banyak warga juga dilaporkan hilang di bawah reruntuhan bangunan.
Di tengah konflik yang belum mereda, Israel baru-baru ini melonggarkan sebagian blokade untuk mengizinkan bantuan masuk. Namun, kenyataan di lapangan berkata lain. Dari hampir 400 truk bantuan yang diizinkan masuk, hanya 115 yang berhasil diambil karena kondisi yang tidak aman. Bahkan, 15 truk Program Pangan Dunia dijarah di Gaza selatan saat menuju toko roti pada Kamis malam.
“Semua bantuan yang diizinkan hingga saat ini hanya sesendok teh saat banjir bantuan dibutuhkan,” kata Guterres dalam pernyataan resminya. Ia menegaskan bahwa Israel harus mempermudah pengiriman bantuan kemanusiaan ke Gaza.
Warga sipil di Gaza mengaku putus asa. “Putri saya sudah minta roti sejak pagi, tapi kami tidak punya apa-apa untuk diberikan,” kata Sobhi Ghattas, seorang pengungsi Palestina yang berlindung di pelabuhan Kota Gaza.
Kepala UNRWA, Philippe Lazzarini, mengungkapkan bahwa sebelum gencatan senjata berakhir Maret lalu, PBB bisa memasukkan hingga 500–600 truk bantuan per hari. Kini, jumlah itu jauh dari cukup. Ia menyebut, masyarakat Gaza sudah kelaparan lebih dari 11 minggu.
Sementara itu, militer Israel terus melancarkan serangan ke wilayah Gaza. Mereka mengklaim telah menghancurkan puluhan target militan Hamas, termasuk pos penembak jitu dan gudang senjata. Di sisi lain, sebuah drone Israel dikabarkan menyerang Rumah Sakit Al-Awda di Gaza utara, melukai tiga staf medis.
Total korban jiwa sejak konflik kembali memanas pada Maret 2025 telah mencapai lebih dari 3.600 orang, menjadikan jumlah korban tewas di Gaza secara keseluruhan mencapai 53.822 jiwa, sebagian besar merupakan warga sipil.
Konflik ini bermula dari serangan Hamas ke wilayah Israel pada Oktober 2023 yang menewaskan 1.218 orang, dan menyandera 251 orang, di mana 57 masih ditahan di Gaza, termasuk 34 yang dinyatakan tewas.
“Kasihanilah kami. Kami kelelahan karena pengungsian dan kelaparan. Cukup!” seru Youssef Al-Najjar, warga Gaza yang kehilangan kerabatnya dalam serangan di Khan Yunis.[]