ANTINARKOBA

Warga Desa Kepala Bandar Tuntut Transparansi Dana Desa dan Desak Keuchik Mundur

Ketua DPRK Abdya, Roni Guswandi, menerima massa aksi dan menyatakan siap menindaklanjuti aspirasi warga Kepala Bandar melalui audiensi, Senin 21 April 2025. (Foto INISIATIF.CO).

INISIATIF.CO, Blangpidie – Puluhan warga Gampong Kepala Bandar, Kecamatan Susoh, Kabupaten Aceh Barat Daya, mendatangi kantor Dewan Perwakilan Rakyat Kabupaten (DPRK), Senin (21/4/2025). Massa yang terdiri dari laki-laki dan perempuan tersebut menuntut keuchik Salman agar mundur dari jabatannya.

Aksi damai yang dimulai sekitar pukul 10.13 WIB itu diawali dengan orasi di depan Kantor Camat Susoh, kemudian massa bergerak ke gedung DPRK Abdya dan berakhir di kantor desa Kepala Bandar.

Dengan membawa sejumlah spanduk dan poster bernada protes, massa menyampaikan mosi tidak percaya terhadap kepemimpinan keuchik.

“Mosi tak percaya! Turunkan keuchik kepala bandar. Worning!!!” tulis salah satu spanduk yang dibentangkan warga. Poster lain juga menyuarakan “usut dana desa” dan “Keuchik Kepala Bandar Nepotisme”.

Koordinator aksi, Saiful S.Pd.I, menyerahkan secara langsung poin-poin tuntutan kepada Camat Susoh, Teuku Nasrul, SKM. Dalam orasinya, Saiful menuntut keterbukaan penggunaan anggaran desa tahun 2023–2024.

“Kami menuntut keterbukaan penggunaan anggaran desa Kepala Bandar. Kami meminta pertanggungjawaban anggaran 2023-2024. Apabila tidak ditanggapi, kami meminta keuchik untuk mundur,” tegas Saiful.

Massa aksi dari Desa Kepala Bandar tiba di kantor Camat Susoh, Senin (21/4/2025), membawa spanduk bertuliskan mosi tidak percaya kepada keuchik. Koordinator aksi, Saiful S.Pd.I, menyerahkan poin-poin tuntutan secara langsung kepada Camat Susoh, H. Teuku Nasrul, SKM. (Foto: INISIATIF.CO).

Ia juga merinci beberapa program yang dinilai janggal, seperti pengadaan mobil desa, program ketahanan pangan (termasuk penanaman jagung dan pembibitan ikan nila) yang hingga kini belum ada kejelasan. “Ada indikasi dugaan mark up harga bibit,” ungkapnya.

Saiful menyoroti keterlibatan keluarga keuchik dalam program desa. “Program ketahanan pangan dikelola oleh istri keuchik. Rekanan disertakan istrinya, dan usaha sendiri. Pihak ketiga tidak dilibatkan,” tambahnya.

Selain itu, struktur organisasi gampong juga disebut didominasi oleh keluarga. “Keuchik desa Kepala Bandar telah nepotisme. Program pemberdayaan ikan nila dikerjakan sendiri, tidak dibagi kepada masyarakat,” beber Saiful lagi.

Masyarakat, menurutnya, sudah berupaya meminta penjelasan melalui Tuha Peut dan Camat, namun tak kunjung ditanggapi.

“Penyebab utama aksi ini adalah tidak transparan dan tidak terbuka mengenai anggaran 2023-2024,” tegasnya.

Tanggapan DPRK dan Keuchik Kepala Bandar

Menanggapi aksi tersebut, Ketua DPRK Abdya, Roni Guswandi, menyatakan pihaknya siap menerima aspirasi warga.

“Kalau begini cara menyampaikan aspirasi, tentu kami akan merespons. Kami terima saudara kita dari Kepala Bandar untuk audiensi. Terima kasih telah long march dengan aman dan tertib,” ucap Roni di hadapan massa, yang tiba ke kantor dewan melanjutkan aksinya.

Ia menegaskan, tidak ada persoalan yang tak punya solusi. “Tidak ada persoalan yang tak punya solusi. Kami akan mendengar, dan mohon beri waktu kepada kami untuk menggali informasi yang berimbang,” ujar Roni.

aksi demo desa kepala bandar
Ketua DPRK Abdya, Roni Guswandi, menerima audiensi perwakilan massa aksi dari Desa Kepala Bandar di ruang sidang DPRK, Senin (21/4/2025). Dalam kesempatan itu, Roni menegaskan bahwa setiap aspirasi warga akan ditindaklanjuti dan tidak ada persoalan yang tidak ada solusi. (Foto: INISIATIF.CO).

Sementara itu, Keuchik Desa Kepala Bandar, Salman, saat dikonfirmasi terpisah oleh INISIATIF.CO melalui sambungan seluler menyatakan tidak keberatan dengan aksi warga.

“Silakan, siapapun bisa melakukan aksi demonstrasi dan orasi di depan umum, asal dilakukan dengan peraturan dan perundang-undangan,” kata Salman.

Salman bahkan menyatakan kesiapannya jika desa diaudit.

“Saya sangat siap, dan setuju. Bahkan saya berkeinginan desa Kepala Bandar dilakukan audit setahun sekali,” ujar Salman.

Ia menjelaskan bahwa pertanggungjawaban anggaran sudah dilakukan sesuai ketentuan.

“Pertanggungjawaban sudah kita lakukan di hadapan Tuha Peut dan ada berita acara. Itu tugas saya sebagai kepala desa, baliho sudah terpasang. Silakan baca. Tidak paham, datangi kantor desa,” terang Salman.

Menanggapi tudingan nepotisme, ia membantah keras. “Tidak ada satu pun dalam struktur pemerintahan gampong yang bertalian darah dengan saya. Misalkan abang saya, adik, atau sepupu, pun tidak ada,” tegasnya.

Terkait aksi massa yang berakhir  dengan dipasangnya spanduk mosi tak percaya di kantor desa, Salman menyebutkan akan mengambil sejumlah langkah ke depan.

“Langkah pertama saya akan introspeksi diri. Dari saya, sekdes, sampai kadus, semua introspeksi. Saya harapkan kepada Tuha Peut juga introspeksi. Semua kita harus introspeksi, ” bebernya.

Ia menambahkan bahwa pelayanan desa akan tetap berjalan seperti biasa tanpa diskriminasi. “Saya tidak berkonflik dengan masyarakat. Pelayanan tidak akan terhenti,” tuturnya.

Salman juga mengakui adanya gesekan antara pihak pro dan kontra selama aksi. “Mungkin karena ada keterikatan antara saya dengan kerabat. Tapi ini jangan sampai terjadi. Yang saya dengar hanya sebatas mengingatkan saja, tidak ada ancaman kepada para peserta demo,” jelasnya.

desa kepala bandar
Massa aksi membentangkan spanduk bertuliskan “Mosi Tak Percaya! turunkan Keuchik Kepala Bandar. Worning!!!” di depan kantor Keuchik Kepala Bandar, sebagai bentuk protes terhadap dugaan penyimpangan penggunaan anggaran desa. (Foto: INISIATIF.CO).

Ia mengajak semua pihak untuk menjaga suasana kondusif. “Mari kita sama-sama membangun gampong, bergandengan tangan dan kita awasi bersama. Kami pun bukan manusia turun dari langit, semua manusia tempatnya bersalah,” pungkasnya.[]

Editor : Ikbal Fanika
Tutup