HUT RI Ke 80

Wali Kota Illiza Targetkan Banda Aceh Bebas Sampah 2027

Wali Kota Banda Aceh, Illiza Sa’aduddin Djamal, menegaskan target “Banda Aceh Bebas Sampah 2027” saat memimpin apel Pasukan Oranye. Dengan dukungan ratusan petugas kebersihan, program bank sampah, hingga gerakan tumbler ASN, Pemko optimistis wujudkan kota bersih dan ramah lingkungan.(Foto: Humas Pemko Banda Aceh).

INISIATIF.CO, Banda Aceh – Wali Kota Banda Aceh Illiza Sa’aduddin Djamal memberikan apresiasi khusus kepada 533 petugas kebersihan Dinas Lingkungan Hidup dan Kebersihan (DLHK) yang setiap hari menjaga wajah ibu kota provinsi sejak Subuh. Meski begitu, Illiza menegaskan bahwa kota bersih bukan hanya karena rajin dibersihkan, melainkan karena warganya sadar tidak membuang sampah sembarangan.

“Kota yang bersih itu bukan kota yang rajin dibersihkan, melainkan kota yang warganya tidak membuang sampah sembarangan. Karena sejatinya kebersihan adalah bagian dari iman dan kita harus mulai dari diri kita sendiri,” ungkap Illiza dalam sharing session Sosialisasi Pemilahan Sampah dan Pencanangan BPBPK Aceh sebagai Wilayah Pilah Sampah, Sabtu (16/8/2025).

Illiza mengenang, sejak periode pertama menjabat sebagai wali kota, tantangan terbesar adalah mengubah pola pikir warga yang masih membuang sampah sembarangan serta menganggap memilah sampah hal yang merepotkan.

“Kami meyakinkan masyarakat, kalau kita sayang lingkungan, maka kita harus cari cara, bukan cari alasan. Kita mulai dari hal yang paling mudah. Kalau langsung dari yang sulit, nanti yang mudah pun tidak terurus,” ujarnya.

Salah satu gebrakan yang ia lakukan adalah membentuk bank sampah di sekolah dan desa dengan konsep 3R (Reduce, Reuse, Recycle). Selain mengurangi volume sampah dari sumbernya, program ini memberi dampak ekonomi bagi masyarakat. “Hasilnya bahkan bisa untuk membangun musala di gampong,” tambah Illiza.

Upaya itu mulai membuahkan hasil. Dari Januari hingga Juni 2025, tercatat sekitar 13 ribu ton sampah berhasil dikurangi dari sumbernya, atau sekitar 15 persen dari total rata-rata 250 ton sampah harian Banda Aceh.

“Namun angka ini masih jauh dari cukup. Kapasitas TPA di Gampong Jawa semakin terbatas sehingga sebagian sampah harus dikirim ke TPA regional Blang Bintang,” jelasnya.

Revolusi Pengolahan Sampah

Untuk menjawab persoalan ini, Illiza mendorong revolusi pengolahan sampah berbasis rumah tangga, sekolah, dan perkantoran. Sampah organik dapat dijadikan kompos, sedangkan anorganik bisa didaur ulang. Sementara sampah residu seperti baterai, popok, pembalut, dan styrofoam harus dikelola secara khusus.

“Kalau ini bisa dilakukan, volume sampah ke TPA pasti berkurang drastis. Biaya pengelolaan pun bisa dialihkan untuk hal yang lebih produktif bagi masyarakat,” kata wali kota perempuan pertama di Aceh itu.

Hingga kini, Banda Aceh telah 11 kali meraih Piala Adipura. Namun bagi Illiza, penghargaan terbesar adalah tumbuhnya kesadaran sejak dini. “Hari ini kita bisa lihat anak-anak sekolah membawa tumbler sendiri. Itu tanda kesadaran sudah ada,” ujarnya.

Selain itu, Pemko Banda Aceh telah memperkuat regulasi dengan Qanun Nomor 1 Tahun 2017 tentang Pengelolaan Sampah, Perwal Nomor 111 tentang Pembatasan Penggunaan Kantong Plastik, dan Perwal Nomor 39 tentang Aplikasi e-Berindah.

“Kita ingin ASN menjadi contoh, makanya ada edaran agar semua membawa tumbler ke kantor. Pembatasan kantong plastik di pusat belanja mungkin terasa merepotkan, tapi ini bagian dari membiasakan hidup ramah lingkungan,” tambahnya.

Illiza menargetkan Banda Aceh bebas sampah pada 2027. Untuk mencapainya, pemko berkolaborasi dengan berbagai pihak, termasuk mitra internasional dari Belanda, Denmark, dan Jerman.

“Dulu kita sudah memanfaatkan gas metan dari TPA Gampong Jawa untuk menghasilkan listrik bagi ratusan rumah. Sayangnya, pergantian pimpinan membuat program ini terhenti. Ke depan, konsep ekonomi sirkular harus kita jalankan agar sampah bisa menjadi sumber daya,” tegasnya.

Dengan dukungan regulasi, kolaborasi lintas pihak, dan kesadaran warga, Illiza optimistis Banda Aceh bisa menjadi contoh kota ramah lingkungan di Indonesia. “Insyaallah, dengan semangat bersama, kita akan wujudkan Banda Aceh bebas sampah 2027,” pungkasnya.

Acara tersebut turut dihadiri Kadis LHK Aceh A Hanan, Staf Ahli Bupati Aceh Besar Makmun, Kepala BPBPK Aceh Tommy Permadhi, serta sejumlah pejabat terkait.[]

Editor : Yurisman
inisiatifberdampak
Tutup