ANTINARKOBA

Tiga Negara Eropa Sepakat Lanjutkan Perundingan Nuklir dengan Iran

Menteri Luar Negeri Iran Abbas Araghchi saat menyampaikan pidato di hadapan para duta besar dan kepala misi asing di Teheran. Ia menegaskan komitmen Iran terhadap program nuklir damai dan kerja sama selektif dengan IAEA pasca-konflik dengan Israel. (Foto: ANTARA/Tasnim News)

INISIATIF.CO, Eropa – Tiga negara besar Eropa, yakni Inggris, Prancis, dan Jerman, dikabarkan sepakat untuk melanjutkan kembali perundingan nuklir dengan Iran dalam waktu dekat. Kabar ini dilaporkan oleh stasiun televisi pemerintah Iran, Press TV, pada Minggu (20/7/2025), mengutip sumber diplomatik di Teheran.

Meski belum ada kepastian soal waktu dan lokasi, kesepakatan untuk membuka kembali jalur dialog menjadi sinyal positif di tengah tensi geopolitik yang masih panas pasca serangan Israel ke Iran pada 13 Juni lalu.

Sebelumnya, Menteri Luar Negeri dari ketiga negara bersama perwakilan Uni Eropa menegaskan pentingnya diplomasi dalam pertemuan dengan Menlu Iran pada Kamis (17/7). Jika upaya ini gagal, Eropa bersiap mengaktifkan mekanisme snapback, yakni penerapan kembali sanksi internasional terhadap Teheran melalui jalur PBB.

Perundingan antara Iran dan Amerika Serikat yang sebelumnya difasilitasi Oman sempat berjalan, namun terhenti akibat eskalasi serangan mendadak Israel. Iran menuding AS terlibat secara langsung dalam serangan yang menewaskan ilmuwan nuklir dan pejabat militer seniornya. Bahkan, tiga fasilitas nuklir utama milik Iran diklaim telah dihancurkan oleh serangan tersebut.

Serangan besar ini memicu konflik bersenjata selama 12 hari sebelum gencatan senjata diberlakukan pada 24 Juni.

Meski AS dan negara-negara Eropa bersikeras bahwa Iran tidak boleh memiliki bom nuklir, Teheran berkukuh bahwa program nuklirnya bertujuan untuk kepentingan damai dan energi.

Menteri Luar Negeri Iran, Abbas Araghchi, menegaskan bahwa pihaknya hanya akan kembali ke meja perundingan jika semua pihak menunjukkan komitmen pada kesepakatan yang adil dan saling menguntungkan.

“Jika UE atau trio Eropa ingin berperan, mereka harus bertindak secara bertanggung jawab dan mengesampingkan kebijakan ancaman serta tekanan yang sudah usang, termasuk ‘snapback’ yang sama sekali tidak memiliki dasar moral dan hukum,” tegas Araghchi melalui akun X (dulu Twitter).

Putaran baru negosiasi ini diharapkan dapat meredam eskalasi yang dapat mengancam stabilitas Timur Tengah dan keamanan global, sekaligus menjadi momentum pemulihan kepercayaan antar negara dalam kerangka diplomasi nuklir internasional.[]

Editor : Yurisman
inisiatifberdampak
Tutup