Ramadhan

Tgk Ameer Hamzah Klarifikasi Ucapan Makam Syiah Kuala Palsu: Demi Persaudaraan, Saya Minta Maaf

Drs Tgk H Ameer Hamzah, M.Si (Foto dokpri).

INISIATIF.CO, Banda Aceh — Ulama karismatik Aceh, Drs. Tgk H Ameer Hamzah, M.Si akhirnya menyampaikan permintaan maaf kepada masyarakat Aceh, khususnya warga Aceh Singkil dan Subulussalam, terkait pernyataannya yang sempat menyulut kontroversi soal keberadaan makam ulama besar, Syeikh Abdurrauf As-Singkily atau lebih dikenal dengan Syiah Kuala.

Permintaan maaf tersebut disampaikan langsung oleh Tgk Ameer Hamzah dalam ceramah subuh yang kembali ia sampaikan di Masjid Raya Baiturrahman, Banda Aceh, sebagaimana terekam dalam kanal YouTube Gibraltar Dakwah Aceh, Kamis (10/4/2025).

“Pagi ini saya katakan, bahwa makam ulama yang ada di Aceh Singkil itu adalah palsu, ini saya cabut ucapan saya itu demi tetap kita bersaudara,” ujar Tgk Ameer Hamzah di hadapan jamaah.

Pernyataan yang memicu kegaduhan itu pertama kali ia lontarkan dalam ceramah subuh di masjid yang sama pada hari ke-6 Ramadan.

Dalam ceramahnya saat itu, ia menyebut bahwa makam Syiah Kuala yang berada di Aceh Singkil adalah “berhala” dan “palsu”, serta menegaskan bahwa makam asli berada di Banda Aceh. Pernyataan tersebut sontak menimbulkan reaksi keras dari masyarakat Aceh Singkil yang merasa tersinggung dan keberatan.

Menanggapi reaksi tersebut, Tgk Ameer Hamzah memberikan klarifikasi yang menyejukkan. Ia menyatakan bahwa ucapannya saat itu tidak sepenuhnya merupakan opini pribadi, melainkan merujuk pada fatwa sejumlah ulama.

“Ucapan soal ziarah ke makam palsu dianggap menyembah berhala bukanlah pendapat saya sendiri, melainkan merujuk kepada fatwa Syaikhul Islam Ibnu Taimiyah dan sejumlah ulama Indonesia,” jelasnya.

Namun demikian, dengan sikap terbuka dan demi menjaga ukhuwah Islamiyah, Tgk Ameer mencabut pernyataan itu secara terbuka dan mengakui adanya kemungkinan dua sosok ulama dengan nama yang sama.

“Saya klarifikasi, bisa jadi ada dua orang dengan nama yang sama, yaitu Syeikh Abdurrauf. Maka yang di Singkil itu bukan palsu,” tambahnya.

Ia juga meluruskan isu bahwa Syeikh Abdurrauf meninggalkan Banda Aceh menuju Singkil karena kondisi moral yang memburuk di ibu kota saat itu, dan ia tidak menolak narasi yang berkembang dalam sejumlah tarekat tersebut.

“Silakan berziarah ke makam Syeikh Abdurrauf yang ada di Singkil. Mudah-mudahan Allah menerima ziarah itu dan doa-doa yang kita panjatkan,” tutupnya.[]

Editor : Ikbal Fanika
Tutup