Setelah 10 Hari Lumpuh, Aceh Tamiang Kini Mulai Bisa Diakses
, Kuala Simpang — Proses pembersihan pascabencana banjir besar di Aceh Tamiang terus dikebut. Bupati Aceh Tamiang, Armia Pahmi, memastikan alat berat sudah mulai membersihkan sejumlah ruas jalan protokol di Kota Kuala Simpang yang tertutup lumpur tebal sejak banjir bandang menerjang wilayah itu pada 26 November 2025.
Meski sempat lumpuh total selama beberapa hari, akses menuju Kota Kuala Simpang kini berangsur pulih.
“Sudah bisa diakses,” sebut Armia, Minggu (7/12/2025).
Banjir dahsyat akibat hujan ekstrem imbas siklon tropis Senyar membuat 310 ribu jiwa penduduk Aceh Tamiang terdampak. Tidak ada satu pun kecamatan yang luput dari terjangan air bah.
Di tengah situasi kritis itu, Armia mengajak masyarakat untuk tetap tegar.
“Jangan menyerah untuk menyelesaikan dampak bencana ini. Bangkit bersama, dan hadapi bersama,” ujarnya.
Armia menceritakan pengalaman pribadi yang dramatis. Ia mengaku sempat terjebak dalam banjir besar bersama keluarganya. Air terus naik hingga memaksa mereka mengungsi ke sebuah kafe di Kecamatan Karang Baru bersama 57 warga lainnya.
“Kami tidur dua hari dua malam, beralaskan tikar, dan makan seadanya di sana,” kenangnya.
Selama dua hari bertahan tanpa kepastian dan hampir tanpa komunikasi, Armia akhirnya mengambil keputusan berani: menyeberangi Sungai Tamiang demi mencari sinyal untuk meminta bantuan. Upaya penuh risiko itu dilakukan ketika air tak kunjung surut dan kondisi makin tidak menentu.
“Bisa dibayangkan, kami menyeberangi Sungai Tamiang dari Desa Air Tenang, melewati bawah Jembatan Sungai Tamiang, terus ke Pendopo, dan sampai ke Paya Bedi mencari sinyal,” ungkap Armia.
Perjalanan ekstrem itu akhirnya membuahkan hasil. Di Desa Paya Bedi, Armia bertemu seseorang yang memiliki radio ORARI. Melalui sambungan tersebut, ia berhasil mengirim pesan darurat ke Banda Aceh. Informasi itu kemudian diteruskan ke berbagai pihak, hingga akhirnya mendapat respons dari pemerintah pusat.
Tak lama setelah laporan diterima, satu unit helikopter diturunkan ke Aceh Tamiang, membawa 65 paket bantuan kemanusiaan untuk warga yang terisolasi.
Kini, upaya pemulihan terus berlangsung. Pembersihan jalan dan pemulihan akses menjadi prioritas agar distribusi bantuan dapat berjalan lebih cepat dan efektif.[]
