Ramadhan

Sektor Budi Daya Tambak di Abdya Terhambat Teknologi dan Pasar

Salah satu budidaya tambak udang vename di Abdya. (Istimewa).

INISIATIF.CO, Blangpidie – Sektor perikanan tambak di Kabupaten Aceh Barat Daya (Abdya) menyimpan potensi ekonomi menjanjikan, meski partisipasi petambak masih minim. Hal ini terungkap dari hasil Sensus Pertanian 2023 Tahap II Badan Pusat Statistik (BPS) yang dirilis beberapa waktu lalu.

Data menunjukkan, dari total 25.508 Usaha Pertanian Perorangan (UTP) di Abdya, hanya 1.520 usaha atau 6 pesen yang bergerak di bidang perikanan. Jumlah ini jauh di bawah subsektor tanaman pangan (17.015 usaha) dan perkebunan (10.679 usaha). Namun, menariknya adalah rata-rata luas lahan usaha perikanan mencapai 29.567,73 meter persegi (2,95 hektar) per unit, nyaris tiga kali lipat rata-rata lahan subsektor lain.

Luasan lahan ini menunjukkan skala usaha tambak yang masif. Jika dikelola dengan teknologi tepat guna, ini bisa menjadi penggerak ekonomi unggulan.

Sayangnya, potensi tersebut belum diimbangi infrastruktur dan modernisasi. Hanya 18% rumah tangga perikanan yang menggunakan alat tangkap modern, sementara 34% petambak masih mengandalkan pendapatan tambahan dari usaha sampingan seperti berdagang.

Kemudian, kendala akses pasar dan tidak adanya fasilitas penyimpanan (cold storage) juga membuat nilai tambah produk sering “bocor” ke daerah lain.

Marzuki (45), petambak di asal Manggeng, membenarkan hal ini. “Kami hanya jual udang dan ikan segar ke tengkulak karena tidak ada cold storage. Kalau ada teknologi pengolahan, harga bisa naik 2-3 kali lipat,” ujarnya kepada INISIATIF.CO, Jumat (21/3/2025).

BPS mencatat, produktivitas tambak Abdya saat ini mencapai 4,2 ton per hektar, angka yang dinilai masih bisa ditingkatkan dengan sistem budidaya intensif. Dengan 72 km garis pantai dan 1.185 hektar lahan tambak aktif, Abdya berpeluang menjadi sentra perikanan terintegrasi di kawasan barat selatan (Barsela) asal didukung strategi yang tepat.[]

Editor : Ikbal Fanika
Tutup