ANTINARKOBA

“Sampahmu Melukai Hatiku,” Seruan Pedagang Warung di Wisata Pucok Krueng Jeumpa

Hafsah, pedagang di tempat wisata Pucok Krueng, Alue Seulaseh. (Foto dok. INISIATIF.CO).

INISIATIF.CO, Blangpidie – Sebuah pamflet sederhana terpajang di depan sebuah warung kecil di kawasan wisata Pucok Krueng, Gampong Alue Seulaseh, Kecamatan Jeumpa, Kabupaten Aceh Barat Daya (Abdya).

Bertuliskan “Sampahmu melukai hatiku”, pamflet itu bukan sekadar keluhan, tapi seruan dari hati seorang pedagang yang sudah bertahun-tahun menyaksikan lingkungannya tercemar oleh ulah pengunjung.

Adalah Hafsah (64), pemilik warung Inabah Makwo, yang sejak tahun 2000 setia berjualan di kawasan wisata alam itu. Ia mengaku sudah terlalu sering melihat pengunjung membuang sampah sembarangan, bahkan langsung ke aliran sungai yang menjadi daya tarik utama Pucok Krueng.

“Saya tulis itu karena sedih lihat sampah berserakan. Apalagi kalau dibuang ke sungai, saya merasa sungguh terluka,” ujar Hafsah saat ditemui INISIATIF.CO, Minggu (25/5/2025).

Pucok Krueng dikenal sebagai salah satu destinasi favorit warga Abdya, terlebih saat akhir pekan. Pengunjung membludak setiap Sabtu dan Minggu, datang dari berbagai penjuru daerah. Namun sayangnya, lonjakan pengunjung tidak dibarengi dengan peningkatan kesadaran akan pentingnya menjaga kebersihan lingkungan.

Meski pemerintah telah menyediakan beberapa tong sampah di titik-titik tertentu, masih banyak pengunjung yang memilih membuang sampah sembarangan. Dari bungkus makanan, botol plastik, hingga sisa makanan, semuanya menjadi pemandangan sehari-hari di sekitar warung dan tepi sungai.

“Kalau hujan turun, sampah bisa hanyut ke aliran sungai dan mencemari air. Ini bukan hanya merusak pemandangan, tapi juga merugikan banyak orang,” tambah Hafsah.

Wisata Pucok Krueng, Alue Seulaseh, Kecamatan Jeumpa. (Dok. INISIATIF.CO).

Ia berharap ada edukasi yang lebih serius dari pihak terkait, serta kesadaran pribadi dari setiap pengunjung untuk tidak merusak alam yang mereka nikmati.

Pucok Krueng sejatinya adalah potensi wisata yang luar biasa, namun tanpa kepedulian kolektif, keindahannya bisa hilang pelan-pelan, terkikis oleh tumpukan sampah dan kelalaian manusia.

Peringatan Hafsah sederhana, tapi bermakna dalam, menjaga kebersihan bukan hanya soal etika, tapi juga soal empati. Karena seperti katanya, “Sampahmu, sungguh, melukai hatiku.”[]

Editor : Ikbal Fanika
inisiatifberdampak
Tutup