RSUD Meuraxa Lunasi Rp35 Miliar Utang, Sisa 28 Persen Ditargetkan Tuntas Tahun Ini
INISIATIF.CO, Banda Aceh – Rumah Sakit Umum Daerah (RSUD) Meuraxa menunjukkan progres signifikan dalam upaya pelunasan utang operasional. Hingga 20 Maret 2025, rumah sakit milik Pemerintah Kota Banda Aceh itu telah membayar utang senilai Rp35.084.632.604 atau 72 persen dari total kewajiban sebesar Rp48.735.806.173.
“Dengan demikian, sisa utang tahun anggaran 2024 sampai dengan 21 Maret 2025 tinggal Rp13.651.173.569 atau 28 persen lagi dari total kewajiban kita,” ujar Pelaksana Tugas (Plt) Direktur RSUD Meuraxa, M Nurdin, Jumat, 16 Mei 2025.
M Nurdin optimistis sisa kewajiban tersebut dapat diselesaikan dalam waktu yang telah direncanakan.
“Mengingat realisasi pembayaran utang sudah mencapai 70 persen, Insyaallah kita bisa menyelesaikan seluruhnya dalam tahun ini,” katanya.
Ia menegaskan bahwa proses pelunasan dilakukan dengan tetap memprioritaskan pelayanan kesehatan kepada masyarakat, sebagaimana arahan dari Wali Kota Banda Aceh, Illiza Sa’aduddin Djamal.
“Arahan beliau jelas, skema pembayaran utang yang kita lakukan jangan sampai mengganggu pelayanan kepada masyarakat.”
“Jadi di tengah langkah efisiensi anggaran dan penyelesaian utang, kami juga memperhatikan kebutuhan operasional untuk memastikan kualitas pelayanan di rumah sakit milik pemerintah kota ini tetap berjalan optimal,” tambahnya.
Sebelumnya, Kepala Badan Pengelolaan Keuangan Kota (BPKK) Banda Aceh, Alriandi Adiwinata, merinci bahwa pada akhir 2024, RSUD Meuraxa mencatat total utang sebesar Rp49 miliar. Rinciannya antara lain terdiri dari insentif jasa layanan sekitar Rp19 miliar, belanja obat dan bahan medis habis pakai (BMHP) senilai Rp22 miliar, serta belanja operasional sekitar Rp8 miliar.
Komitmen menyelesaikan utang RSUD Meuraxa menjadi salah satu prioritas Wali Kota Illiza Sa’aduddin Djamal sejak awal masa jabatannya. Ia langsung menginstruksikan penyusunan roadmap penyelesaian utang yang mencakup sumber dana dan jadwal pembayaran secara rinci.
Sebagai bagian dari strategi tersebut, M Nurdin ditunjuk sebagai Plt Direktur dan diberi mandat untuk menata kembali manajemen keuangan rumah sakit, tanpa mengorbankan mutu pelayanan. Kini, rumah sakit tengah memasuki tahap akhir penyelesaian kewajiban keuangannya, sekaligus menjaga stabilitas pelayanan publik yang menjadi tanggung jawab utama.[]