ANTINARKOBA

Lebih dari 55.000 Warga Palestina Tewas dalam Konflik Israel–Hamas

arga Palestina berjuang untuk menerima makanan matang yang didistribusikan di dapur umum di wilayah Muwasi, Khan Younis, di Jalur Gaza pada hari Jumat. (AP/Arab News)

INISIATIF.CO, Gaza – Kementerian Kesehatan Gaza melaporkan bahwa jumlah korban tewas dalam perang Israel–Hamas yang telah berlangsung selama 20 bulan kini telah menembus 55.000 jiwa, termasuk paling sedikit 55.104 orang tewas dan 127.394 orang luka-luka, menurut keterangan resmi, Rabu (11/6/2025) .

Lebih dari separuh korban merupakan perempuan dan anak-anak, meski kementerian tersebut tidak membedakan antara warga sipil dan kombatan.

Situasi ini mempertegas betapa konflik ini telah merenggut nyawa tak berdosa di tengah operasi militer Israel yang mereka dakwa hanya menargetkan militan, dengan menyalahkan Hamas atas risiko tinggi kematian warga sipil karena penggunaan manusia sebagai perisai hidup.

Akibat serangan udara dan penembakan, beberapa daerah, termasuk zona distribusi bantuan, semakin memanas. Setidaknya 66 orang tewas dalam dua hari berturut-turut saat hendak mengambil bantuan, menambah duka bagi warga yang tengah kelaparan dan terluka.

Hal ini terjadi di tengah kondisi pesisir Gaza yang kini 90 % penduduknya telah mengungsi, gambaran tragedi kemanusiaan karena blokade tahap lanjut serta operasi militer Israel.

Krisis Kemanusiaan Makin Parah

Sebagian besar rumah-rumah dan infrastruktur Gaza telah hancur, dan banyak wilayah, terutama di Rafah, kini menjadi zona tempur dan hampir kosong penghuninya. Blokade ketat selama 2½ bulan dan gangguan distribusi bantuan menimbulkan krisis pangan akut.

UNICEF dan PBB menyatakan bantuan masih jauh dari cukup, karena sebanyak 500 truk per hari diperlukan untuk mencukupi kebutuhan penduduk, namun akses masih sangat terbatas .

Perang ini bermula dari serangan Hamas pada 7 Oktober 2023, yang menewaskan sekitar 1.200 orang Israel dan menculik 251 sandera.

Israel menegaskan pihaknya hanya menyasar militan, dan sejauh ini mengklaim telah menewaskan lebih dari 20.000 militan, meski bukti independen jarang tersedia. Saat ini, masih ada sekitar 55 sandera di tangan Hamas, kurang dari setengahnya dipercaya masih hidup .

Kondisi di lapangan memunculkan protes dan kecaman global. Beberapa pejabat militer Israel menyebut konflik ini “perang yang tak berujung” dan tidak lagi melihatnya sebagai ancaman keamanan nasional .

Berbagai kelompok HAM dan PBB menyerukan penghentian blokade dan kompromi jangka panjang untuk mencegah penderitaan lebih lanjut.[]

Tutup