Pesan Mendagri ke Mualem Usai Dilantik: Jaga Stabilitas Politik dan Keamanan di Aceh
INISIATIF.CO, Banda Aceh – Menteri Dalam Negeri Tito Karnavian melantik dan mengambil sumpah Gubernur dan Wakil Gubernur Aceh periode 2025-2030, Muzakir Manaf dan Fadhlullah, di Gedung Paripurna DPRA Banda Aceh, Rabu (12/2/2025).
Acara pelantikan dihadiri oleh sejumlah tokoh penting, termasuk mantan Wakil Presiden Jusuf Kalla, beberapa menteri dari Kabinet Merah Putih, serta para tamu undangan lainnya, termasuk tokoh masyarakat dan pendukung setia pasangan Mualem-Dek Fadh. Dengan dilantiknya Mualem, masa jabatan Penjabat Gubernur Aceh, Safrizal, resmi berakhir.

Dalam arahannya, Tito mengajak seluruh elemen masyarakat Aceh untuk terus menjaga stabilitas politik dan keamanan sebagai fondasi pembangunan.
“Menjaga stabilitas politik dan keamanan bukan perkara mudah. Masyarakat Aceh sudah merasakan betapa pahitnya konflik masa lalu, bahkan hingga memakan korban. Penyelesaiannya pun tidak instan. Aman itu seperti kesehatan, harus dirawat setiap hari,” tegas Tito.
Ia mengingatkan, nilai perdamaian baru terasa mahal ketika konflik terjadi, sebagaimana kesehatan baru disadari berharganya saat sakit melanda.
Tito menyebut perdamaian Aceh yang terjaga hingga hari ini berkat peace agreement (perjanjian damai) 2005, dengan mediasi tokoh seperti Juha Christensen yang turut hadir dalam acara tersebut.
“Kita bersyukur kepada Allah, perjanjian damai yang diinisiasi para pelaku sejarah seperti Pak Jusuf Kalla, Malik Mahmud (Wali Nanggroe), Pak Muzakir Manaf—yang hari ini dilantik—serta tokoh lain telah menghentikan pertumpahan darah,” ujarnya.
Ia juga menyebut peran kunci mantan Wakil Presiden Jusuf Kalla dan Hamid Awaluddin dalam proses perdamaian tersebut.
“Merekalah pahlawan yang membawa Aceh keluar dari konflik, menciptakan stabilitas yang menjadi modal utama pembangunan,” tambah Tito.
Menurutnya, stabilitas politik dan keamanan lebih penting bagi Aceh ketimbang sumber daya alam atau manusia.
“Tanpa kedamaian, inovasi, visi, atau misi sehebat apa pun tidak akan terwujud. Pembangunan pun tidak akan berjalan” tegasnya.
Muzakir Manaf, Gubernur terpilih yang juga merupakan mantan tokoh GAM, dinilai sebagai figur yang memahami betul arti perdamaian. Pelantikannya diharapkan menjadi momentum memperkuat komitmen menjaga harmoni di Aceh.[]