Pengusaha Dermawan di Abdya Biayai Kuliah 11 Alumni SMKN 1 Hingga Selesai, Setiap Siswa Dapat Rp1,5 Juta per Bulan
INISIATIF.CO, Blangpidie – Sebelas alumni berprestasi dari SMK Negeri 1 Aceh Barat Daya (Abdya) mendapatkan bantuan biaya kuliah sebesar Rp1,5 juta per bulan dari seorang pengusaha lokal. Bantuan diberikan langsung dan rutin setiap bulan hingga para penerima menyelesaikan studi di perguruan tinggii.
Kepala SMKN 1 Abdya, Irma Suryani, menjelaskan bahwa program ini lahir dari pendekatan informal pihak sekolah kepada pengusaha tersebut, yang selama ini dikenal aktif mendukung kegiatan sosial di Aceh Barat Daya. Meski enggan disebutkan namanya, sang dermawan menunjukkan komitmen luar biasa terhadap kemajuan pendidikan di daerah.
“Kami sangat bersyukur atas perhatian beliau. Dana ini diberikan langsung kepada anak-anak, tanpa perantara, tanpa syarat administrasi yang rumit,” ujar Irma kepada INISIATIF.CO, Kamis (31/7/2025).
Para penerima beasiswa merupakan lulusan SMKN 1 Abdya yang telah lolos seleksi nasional dan diterima di sejumlah perguruan tinggi negeri di Aceh, sebagian besar di Banda Aceh. Mereka berasal dari keluarga kurang mampu namun memiliki rekam jejak akademik dan non-akademik yang kuat selama masa sekolah.
“Ini bentuk motivasi agar adik-adik kelas mereka tidak takut bermimpi kuliah, meski berasal dari keluarga sederhana,” tambah Irma.
Seleksi penerima bantuan dilakukan secara ketat oleh pihak sekolah berdasarkan prestasi akademik, kedisiplinan, serta keterlibatan aktif dalam kegiatan sekolah. Program ini menjadi angin segar bagi dunia pendidikan vokasi, yang umumnya difokuskan untuk langsung memasuki dunia kerja.
“Kami memang menyiapkan siswa untuk dunia kerja, tapi jika ada yang ingin kuliah dan punya potensi, tentu kami dukung penuh,” tegas Irma.
Salah satu penerima bantuan, Alia, alumni jurusan Teknik Instalasi Tenaga Listrik (TITL), yang kini menjalani kuliah semester awal di universitas negeri di Aceh, menyampaikan rasa syukurnya.
“Bantuan ini membuat saya lebih fokus kuliah tanpa membebani orang tua. Sangat meringankan beban kami,” kata Alia saat dihubungi via telepon.
Meski tanpa ikatan resmi atau nota kesepahaman, komunikasi antara pihak sekolah dan sang dermawan tetap intens. Irma mengatakan, pesan dari donatur hanya satu: pastikan bantuan ini tepat sasaran dan tidak disalahgunakan.
Sebagai bentuk tanggung jawab moral, sekolah juga berkomitmen memantau perkembangan akademik para penerima dan akan memberikan laporan berkala kepada donatur, meski tidak diminta secara formal.
“Amanah ini harus dijaga dengan baik. Kami ingin program ini memberi dampak jangka panjang,” ucap Irma.
Program ini diharapkan dapat menjadi inspirasi bagi sektor swasta lainnya untuk ikut terlibat dalam mendukung pendidikan, khususnya di daerah-daerah yang masih menghadapi tantangan ekonomi.
“Pendidikan adalah investasi jangka panjang. Hasilnya bukan hanya untuk individu, tapi juga untuk masa depan daerah,” pungkas Irma.[]