Pemuda Aceh Unjuk Karya di Panggung Nasional Indonesia Creative Cities Festival 2025
INISIATIF.CO, Malang Raya — Empat pemuda Aceh tampil percaya diri membawa semangat kreatif Tanah Rencong dalam ajang nasional Indonesia Creative Cities Festival (ICCF) 2025 yang berlangsung di Malang Raya, Jawa Timur, pada 6–10 November 2025.
Mereka adalah Muhammad Afdal (Aceh Tamiang), Teuku Rizza Muly (Aceh Utara), Siddiq Wira Nanda (Aceh Besar), Fadhlul Rezi (Sabang), dan Agus Maulizar (Aceh Utara). Kelimanya hadir sebagai delegasi dari Karya Media dan Pemuda Kreatif Aceh, sebuah jaringan independen yang berfokus pada pengembangan media, seni, dan ekonomi kreatif di Aceh.
ICCF 2025 mengusung tema “Nusantaraya: Senyawa Malang Raya”, yang menekankan pentingnya kolaborasi lintas daerah dalam membangun ekosistem kota kreatif di Indonesia. Festival ini menjadi ruang pertemuan nasional bagi ratusan pelaku kreatif, komunitas, akademisi, hingga pemerintah daerah dari seluruh provinsi.
Kegiatan disebar di tiga wilayah utama Malang Raya — Kota Malang, Kota Batu, dan Kabupaten Malang. Festival dibuka di Kota Batu pada 6 November melalui peresmian Selecta Living Museum, ruang edukasi kreatif berbasis warisan sejarah. Dilanjutkan pada hari-hari berikutnya dengan City Tour Agro Kreatif & Produk Lokal Fest, konferensi internasional bertajuk “Future Creative Ecosystem: AI, Media Art & Digital Humanity”, serta Festival Mbois 2025 dan ICCF Awarding Night yang menampilkan pameran seni budaya Nusantara di Boon Pring dan KEK Singhasari.
Sejumlah tokoh penting hadir memeriahkan agenda tersebut. Ketua Umum Indonesia Creative Cities Network (ICCN), TB Fiki C. Satari, menegaskan bahwa ICCF bukan sekadar festival, melainkan gerakan nasional untuk memperkuat ekosistem kreatif Indonesia.
“ICCF adalah momentum bagi daerah untuk memperkuat sinergi antara pemerintah, pelaku kreatif, dan masyarakat. Kreativitas adalah motor perubahan kota masa depan,” ujar Fiki C. Satari.
Turut hadir pula Wali Kota Malang Wahyu Hidayat, Wali Kota Batu Nurochman, dan Ketua Panitia ICCF 2025 Sam Vicky Arief H., serta tokoh kreatif lokal Dadik Wahyu Chang dari Malang Creative Fusion yang dikenal aktif menggerakkan ide seni dan teknologi di Malang.
Bagi para delegasi Aceh, keikutsertaan mereka di ICCF menjadi bukti nyata bahwa generasi muda Tanah Rencong siap berkontribusi dalam gerakan kreatif nasional.
“Kami datang bukan hanya untuk belajar, tapi juga memperkenalkan potensi kreatif Aceh kepada Indonesia,” ujar Muhammad Afdal dari Aceh Tamiang.
Menurutnya, Aceh memiliki warisan budaya yang kaya dan bisa diangkat lewat karya, media, serta kolaborasi lintas daerah.
Senada dengan itu, Teuku Rizza Muly dari Aceh Utara menilai bahwa ICCF memberi ruang penting bagi anak muda untuk memperluas jejaring dan memperkaya cara pandang tentang kreativitas.
“Kreativitas adalah bagian dari identitas kita. Musik, seni, dan media bisa menjadi jembatan antara nilai lokal dan kemajuan global,” katanya.
Sementara itu, Siddiq Wira Nanda dari Aceh Besar melihat forum ini sebagai peluang strategis bagi pelaku kreatif Aceh untuk membangun jejaring nasional dan memperluas kerja sama lintas sektor.
Sedangkan Fadhlul Rezi dari Sabang menegaskan, semangat pemuda Aceh kini semakin kuat untuk membawa perubahan positif melalui kolaborasi.
“Aceh siap bergerak. Kami ingin kreativitas menjadi bahasa baru pembangunan — yang menyatukan, bukan memisahkan,” ujarnya.
Melalui kehadiran mereka di ICCF 2025, jaringan Karya Media dan Pemuda Kreatif Aceh berharap dapat memperkuat posisi Aceh dalam jejaring kota kreatif nasional.[]
