ANTINARKOBA

Pelabuhan Aceh–Penang, Peluang Emas bagi Ekonomi Maritim dan Nakes Lokal

Thumbnail youtube dialog Pelabuhan Aceh-Penang Tingkatkan Konektivitas Maritim. (Foto: tangkapan layar Youtube).

INISIATIF.CO, Banda Aceh – Gagasan pembukaan jalur pelayaran Aceh–Penang bukan hanya menjadi isu strategis lintas negara, tapi juga peluang besar bagi kebangkitan ekonomi maritim dan penguatan peran Nakes (nelayan kreatif dan pelaku usaha lokal) di Aceh.

Dengan posisi geografis yang sangat strategis di pintu barat Indonesia, Aceh diharapkan menjadi simpul utama konektivitas perdagangan, logistik, pariwisata, hingga diplomasi budaya antara Indonesia dan Malaysia.

Hal ini terungkap dalam dialog interaktif bertajuk “Pelabuhan Aceh–Penang Tingkatkan Konektivitas Maritim” yang digelar oleh RRI Banda Aceh, Selasa (15/7/2025).

Kepala Bidang Pelayaran Dinas Perhubungan Aceh, Muhammad Alqadri, S.SIT, MT, menjelaskan bahwa posisi geografis Aceh sangat strategis dalam konteks nasional maupun regional.

“Aceh merupakan pintu masuk dari wilayah barat ke wilayah Indonesia. Ini menjadi peran penting dalam menjaga keamanan dan jalur perdagangan, apalagi Aceh bertetangga dengan Malaysia dan Thailand. Kita berharap pertumbuhan ekonomi kedua negara tersebut turut berdampak ke Aceh,” ujarnya.

Menurutnya, keberadaan pelabuhan internasional seperti Pelabuhan Krueng Geukueh, Lhokseumawe, siap menjadi penghubung utama ke Penang. Fasilitas pelabuhan tersebut disebut mampu menampung kapal hingga 30 ribu ton dengan kedalaman dan kapasitas memadai.

“Terkait perencanaan pelayaran Krueng Geukueh–Penang, dari sisi prasarana kami sangat siap. Namun tentu saja perlu keterlibatan lintas sektor untuk memastikan kelancaran dan kesinambungan,” jelas Alqadri.

Ia juga mengungkap bahwa konektivitas serupa pernah dijajaki pasca MoU Helsinki 2006, dan kini momentum itu dihidupkan kembali.

“Dulu para pengusaha Aceh pernah membangun jalur penyeberangan dari Penang ke Krueng Geukueh. Kita akan coba ulangi kembali dengan evaluasi menyeluruh,” tambahnya.

Peluang Besar bagi Nakes dan Produk Lokal

Dalam kesempatan yang sama, Faisal Ilyas, SE, MM, Direktur Komersial PT PEMA, menekankan pentingnya kesinambungan produksi jika Aceh ingin serius masuk dalam rantai pasok ekspor.

“Barang apapun yang diekspor dari Aceh ke luar, marginnya pasti lebih besar. Tapi tantangannya ada di keberlanjutan produk. Banyak yang hanya mampu ekspor satu atau dua kali, setelah itu produksinya tak mencukupi,” terangnya.

Menurut Faisal, peningkatan kapasitas produksi lokal menjadi krusial agar pelaku usaha—terutama pelaku mikro dan nelayan kreatif—dapat bertahan dalam kompetisi global. Keberadaan pelabuhan dan akses ekspor langsung akan sangat membantu, tapi ekosistem usaha di daerah juga harus siap secara hulu dan hilir.

Peluang ini menjadi ruang hidup baru bagi Nakes Aceh, termasuk nelayan, pelaku UMKM, dan pengrajin lokal yang selama ini terhambat oleh mahalnya biaya logistik dan ketidakpastian pasar luar.[]

Editor : Yurisman
inisiatifberdampak
Tutup