ANTINARKOBA

Pakistan Sebut India Akan Lakukan Serangan Militer dalam 36 Jam ke Kashmir

Menteri Informasi Pakistan Attaullah Tarar muncul dalam video yang diambil dari X. (@TararAttaullah).

INISIATIF.CO, Islamabad – Ketegangan antara dua negara bersenjata nuklir, India dan Pakistan, kembali memanas setelah Islamabad menyatakan menerima informasi intelijen kredibel terkait rencana serangan militer India dalam waktu dekat.

Pernyataan tersebut disampaikan langsung oleh Menteri Informasi Pakistan, Attaullah Tarar, Rabu (29/4/2025).

“Pakistan memiliki intelijen yang kredibel bahwa India bermaksud untuk melancarkan serangan militer dalam 24 hingga 36 jam ke depan dengan menggunakan insiden Pahalgam sebagai dalih palsu,” ujar Tarar dalam sebuah unggahan di platform X (dulu Twitter).

India menuding ada keterlibatan unsur Pakistan dalam serangan mematikan di sebuah tempat wisata di Pahalgam, Kashmir India, pekan lalu. Insiden itu menewaskan 26 orang dan memicu gelombang kemarahan di New Delhi. Namun, Islamabad dengan tegas membantah tudingan tersebut dan justru menyerukan adanya penyelidikan netral.

Sejak peristiwa itu, kedua negara yang memiliki sejarah panjang konflik di wilayah Kashmir mulai mengambil langkah-langkah saling berhadapan. India menangguhkan implementasi Perjanjian Perairan Indus, kesepakatan penting terkait pengelolaan sumber daya air, sementara Pakistan menutup wilayah udaranya bagi maskapai penerbangan India.

“Setiap tindakan agresi akan ditanggapi dengan respons yang tegas. India akan bertanggung jawab penuh atas segala konsekuensi serius di kawasan itu,” lanjut Tarar dalam pernyataannya.

Sementara itu, Kementerian Luar Negeri India belum memberikan tanggapan resmi atas klaim Pakistan. Namun, Perdana Menteri India Narendra Modi telah menyatakan bahwa negaranya akan mengejar dan menghukum para pelaku serangan Pahalgam.

Dalam wawancara terpisah dengan Reuters, Menteri Pertahanan Pakistan Khawaja Muhammad Asif juga menyatakan bahwa serangan militer India “sudah dekat.” Meski demikian, ia menegaskan bahwa Pakistan hanya akan menggunakan senjata nuklir sebagai upaya terakhir.

“Pakistan dalam keadaan siaga tinggi tetapi hanya akan menggunakan senjata nuklirnya jika ada ancaman langsung terhadap keberadaan kami,” kata Asif dari kantornya di Islamabad.

Kashmir, wilayah pegunungan Himalaya yang mayoritas penduduknya beragama Islam, sejak lama menjadi sumber konflik antara India dan Pakistan. Keduanya mengklaim wilayah itu sepenuhnya, namun masing-masing hanya menguasai sebagian. Sejumlah perang besar telah terjadi antara kedua negara sejak pembagian wilayah pada 1947.

Situasi terbaru ini menambah daftar panjang ketegangan yang mengancam stabilitas kawasan Asia Selatan. Komunitas internasional kini dihadapkan pada kekhawatiran akan eskalasi besar yang dapat berdampak luas, mengingat kedua negara memegang persenjataan nuklir strategis.[]

Editor : Ikbal Fanika
Tutup