ANTINARKOBA

Orasi Ilmiah Ketua STIS Sabang: Sukses Tak Cukup, Birrul Walidain Harus Jadi Prioritas

Ketua STIS Al-Aziziyah Sabang, Dr. Tgk. Muslem Hamdani, MA, menyampaikan orasi ilmiah bertema “Anak Sebagai Penolong Orang Tua” dalam acara tasyakur kelulusan santri Dayah Ruhul Falah Samahani, Aceh Besar, Jumat (30/5/2025).

INISIATIF.CO, Aceh Besar – Suasana haru dan khidmat menyelimuti aula utama Dayah Ruhul Falah Samahani, Aceh Besar, saat ratusan pasang mata menyimak orasi ilmiah yang disampaikan oleh Dr. Tgk. Muslem Hamdani, MA, Ketua Sekolah Tinggi Ilmu Syariah (STIS) Al-Aziziyah Sabang, pada momen tasyakur kelulusan santri, Jumat, (30/5/2025).

Mengangkat tema “Anak Sebagai Penolong Orang Tua”, Dr. Muslem memberikan wejangan ilmiah dan spiritual yang menyentuh hati. Dalam pidatonya, ia menekankan bahwa dalam pandangan Islam, anak bukan hanya sebagai amanah, tetapi juga sebagai investasi akhirat bagi kedua orang tua.

“Apabila anak Adam meninggal dunia maka terputuslah semua amalannya kecuali tiga perkara: sedekah jariah, ilmu yang bermanfaat, dan anak yang shalih yang mendoakannya,” kutip beliau dari hadis Nabi Muhammad SAW (HR. Muslim).

Lebih lanjut, Dr. Muslem mengingatkan bahwa peran anak sebagai penolong orang tua bukan sebatas dukungan finansial atau sosial, melainkan yang paling bernilai adalah doa dan amal shalih yang dapat menjadi penolong di akhirat.

“Kita bisa saja membalas kebaikan orang tua dengan uang dan materi, tapi itu belum sebanding. Yang lebih utama adalah menjadikan diri kita sebagai anak yang shalih, yang doanya terus mengalir, yang akhlaknya menjadi pelindung nama baik orang tua, yang ilmunya menjadi amal jariyah mereka,” ujarnya dengan nada haru.

Dalam orasi yang penuh nasihat, Dr. Muslem juga menyoroti pentingnya birrul walidain — berbakti kepada kedua orang tua — sebagai fondasi utama dalam pendidikan santri. Ia mengingatkan bahwa kesuksesan akademik dan karier tidak akan bermakna jika tidak disertai dengan hati yang lembut dan bakti kepada orang tua.

“Santri jangan hanya pandai membaca kitab, tapi juga harus menjadi anak yang tahu diri, tahu balas budi. Kalau tidak bisa membahagiakan orang tua dengan harta, bahagiakan mereka dengan akhlak,” tambahnya tegas.

Menjelang akhir orasi, beliau mengingatkan para santri bahwa kelulusan bukanlah akhir, melainkan awal dari tanggung jawab besar untuk mengamalkan ilmu dan menjaga amanah orang tua dan dayah.

“Saat kalian pulang, bawa nama baik dayah dan bawa harapan orang tua. Jangan sia-siakan pengorbanan mereka. Jangan kecewakan harapan mereka. Jadilah penyejuk hati dan penerang kubur mereka kelak,” pesan beliau menggetarkan hati hadirin.

Sebagai penutup, Dr. Muslem memimpin doa khusus untuk seluruh orang tua para santri — baik yang masih hidup maupun yang telah wafat — agar senantiasa diberi keberkahan, kesehatan, dan balasan terbaik oleh Allah SWT.

Sementara itu, Pimpinan Dayah Ruhul Falah Samahani, Tgk. Muhammad Hafiz, SE, memberikan apresiasi tinggi atas orasi ilmiah yang disampaikan Dr. Muslem. Ia menilai tema yang diangkat sangat relevan dan menyentuh dimensi spiritual para santri dan orang tua.

“Ini bukan sekadar orasi ilmiah, tapi juga wejangan ruhani yang menjadi bekal hidup. Kami sangat berterima kasih atas kehadiran Dr. Tgk. Muslem Hamdani, MA, dan berharap kerja sama antara Dayah dan STIS Al-Aziziyah semakin erat di masa mendatang,” ujarnya.

Acara ditutup dengan penyerahan ijazah kepada para santri, pemberian penghargaan kepada santri berprestasi, serta penyerahan cenderamata kepada Dr. Muslem sebagai bentuk penghormatan dan penghargaan atas ilmu yang telah dibagikan.[]

Editor : Yurisman
Tutup