Nurdianto: Oknum Dokter Penerima Beasiswa Harus Kembalikan Dana ke Kas Daerah
INISIATIF.CO, Blangpidie – Wakil Ketua II Dewan Perwakilan Rakyat Kabupaten (DPRK) Aceh Barat Daya, Nurdianto, melayangkan kritik terhadap dua oknum dokter spesialis berinisial AM dan ZZ yang dinilai mengingkari komitmen untuk mengabdi di Rumah Sakit Umum Daerah (RSUD) Teungku Peukan usai menyelesaikan pendidikan yang dibiayai oleh Pemerintah Kabupaten (Pemkab) Abdya.
Kedua dokter tersebut diketahui telah menerima beasiswa dari APBK Abdya sebagai bagian dari program pemenuhan sumber daya manusia (SDM) tenaga medis, namun hingga kini belum juga kembali untuk bertugas di rumah sakit daerah.
“Mereka sudah difasilitasi daerah, tapi setelah selesai pendidikan justru tidak kembali mengabdi. Ini mencederai kepercayaan masyarakat dan bentuk penyalahgunaan fasilitas publik,” tegas Nurdianto, Kamis, (7/8/2025).
Nurdianto menyebut bahwa tindakan AM dan ZZ bukan hanya melanggar komitmen moral, tetapi juga bisa berdampak hukum jika terdapat perjanjian resmi yang dilanggar.
Ia mendorong Pemkab Abdya untuk menelusuri kontrak beasiswa yang telah ditandatangani.
“Kalau memang ada perjanjian, maka harus ditagih hak daerah. Kalau tidak mau bekerja sesuai komitmen, ya kembalikan dana beasiswa ke kas daerah,” katanya.
Tak hanya itu, pihak DPRK juga akan mendorong rapat dengar pendapat (RDP) bersama Dinas Kesehatan dan manajemen RSUD TP guna mengusut tuntas kasus ini dan mengevaluasi sistem beasiswa tenaga medis ke depan.
Politisi Partai Demokrat itu menambahkan, temuan ini juga telah menjadi sorotan Badan Pemeriksa Keuangan (BPK) RI. Jika terbukti tidak memenuhi kewajiban, kedua dokter tersebut berpotensi dikenai sanksi administratif berupa pengembalian dana beasiswa.
“Sesuai rekomendasi BPK, apabila AM dan ZZ tak kembali mengabdi, maka wajib mengembalikan dana sebesar Rp210 juta dikali 10 kali lipat. Ini jelas kerugian besar bagi daerah,” ungkap Nurdianto.
Kasus ini menjadi sorotan publik, mengingat kekurangan tenaga dokter spesialis di RSUD Teungku Peukan masih menjadi persoalan krusial dalam pelayanan kesehatan di Abdya. Pemerintah sebenarnya telah berupaya mengatasi hal ini lewat pemberian beasiswa pendidikan kedokteran spesialis.