Nama Kardinal Suharyo Menggema di Vatikan, Disebut Calon Paus dari Indonesia
INISIATIF.CO, Vatikan – Kardinal Ignatius Suharyo Hardjoatmodjo, Uskup Agung Jakarta disebut-sebut sebagai calon kuat Paus berikutnya. Nama Suharyo menggema di Vatikan sejak beberapa beberapa minggu terakhir.
Dalam sebuah video yang beredar, tampak Suharyo sedang berjalan dan diserbu ratusan jurnalis yang memadati kawasan Basilika Santo Petrus.
Kamera dan mikrofon diarahkan kepadanya, namun Kardinal Suharyo tetap tampil tenang dan bersahaja, ciri khas yang melekat erat pada dirinya. Kepemimpinannya yang humanis dan kepeduliannya terhadap isu sosial menjadikannya figur yang dihormati, baik di dalam negeri maupun di panggung internasional.
Di tengah desakan pertanyaan dari awak media, Kardinal Suharyo hanya memberikan pernyataan singkat namun bermakna.
“Saya menyerahkan segala sesuatu dalam tangan Tuhan dan Bunda Gereja. Tugas kita semua adalah berdoa agar Roh Kudus membimbing Gereja dalam memilih penerus Santo Petrus,” ujarnya sambil tetap tersenyum ramah.
Munculnya nama Suharyo sebagai calon potensial Paus menjadi simbol harapan baru, terutama bagi umat Katolik Asia.
Di Indonesia (negara dengan populasi Muslim terbesar di dunia) komunitas Katolik yang aktif dan dinamis menyambut hangat sorotan global ini sebagai tonggak penting dalam sejarah Gereja Katolik modern.
Mungkinkah suara dari Asia kini mendapat tempat di takhta tertinggi Gereja Katolik? Jawabannya masih menanti keputusan para Kardinal di balik dinding-dinding Sistina. Namun satu hal pasti, dunia kini menatap Jakarta dengan cara yang belum pernah terjadi sebelumnya.
Profil dan Rekam Jejak
Kardinal Suharyo lahir dari keluarga religius, anak ketujuh dari sepuluh bersaudara, dengan dua saudarinya menjadi biarawati dan seorang saudara laki-lakinya menjadi imam.
Ia menempuh pendidikan di Seminari Menengah Mertoyudan, Magelang, dan Seminari Tinggi Santo Paulus, Yogyakarta, sebelum meraih gelar doktor teologi biblis dari Universitas Urbaniana, Roma, pada 1981.
Kariernya sebagai pendidik teologi dimulai di Universitas Sanata Dharma, Yogyakarta, di mana ia menjabat sebagai Dekan Fakultas Teologi (1993–1997) dan Guru Besar bidang teologi sejak 2004.
Pada 1997, Paus Yohanes Paulus II mengangkatnya sebagai Uskup Agung Semarang, dan pada 2010, ia menjadi Uskup Agung Jakarta, menggantikan Kardinal Julius Darmaatmadja, S.J. Suharyo juga aktif dalam KWI, menjabat sebagai Sekretaris Jenderal (2000–2006) dan Ketua Presidium selama tiga periode.
Ia dikenal sebagai pendukung dialog antaragama dan keadilan sosial, mendirikan Komisi Keadilan dan Perdamaian di Keuskupan Agung Jakarta pada 2016.[]