Mendagri Tito Targetkan Listrik Aceh Pulih Dalam 7 Hari
, Pidie Jaya — Menteri Dalam Negeri RI, Muhammad Tito Karnavian, menargetkan pemulihan listrik di sejumlah wilayah Aceh yang mengalami pemadaman massal dapat selesai dalam waktu tujuh hari. Target itu disampaikan usai dirinya meninjau langsung kondisi banjir di Pidie Jaya, Sabtu (29/11/2025).
Tito menjelaskan, pemadaman listrik terjadi akibat rusaknya jalur distribusi dari pembangkit Arun menuju Banda Aceh, yang terdampak banjir hebat beberapa hari terakhir. Kerusakan itu membuat suplai listrik terganggu dan memutus aliran ke beberapa kabupaten/kota.
Untuk mempercepat penanganan, Pemerintah Pusat telah mengerahkan material perbaikan seberat 30 ton yang dikirim dari Jakarta. Namun, distribusinya harus menggunakan helikopter mengingat jalur darat masih terputus.
Setiap helikopter hanya mampu mengangkut 6 ton per hari, sehingga dibutuhkan sekitar lima hari untuk mengirim seluruh material ke titik perbaikan. Setelah itu, pekerjaan teknis diperkirakan memakan waktu tambahan dua hari.
“Nah, helikopternya ini hanya mampu mengangkut 6 ton sedangkan totalnya 30 ton, jadi perlu waktu 5 hari untuk mengangkut enam ton per hari. Lima hari terus tambah dua hari perbaikan, jadi diperkirakan 7 hari. Insyaallah hari Sabtu nanti listrik akan jalan,” ujar Tito.
Mendagri menegaskan bahwa pulihnya listrik menjadi prioritas utama karena akan mempercepat proses penanganan darurat, terutama dalam koordinasi lapangan dan distribusi logistik.
“Kalau listrik jalan, komunikasi akan lebih mudah,” tegasnya.
Dalam kesempatan itu, Tito juga menyampaikan empati atas musibah banjir yang melanda Aceh. Ia memastikan bahwa Pemerintah Pusat terus bekerja untuk membantu daerah terdampak, baik melalui dukungan teknis maupun bantuan kemanusiaan.
“Hari ini kami juga memberikan dukungan, bantuan, selain dari Kemendagri, pemerintah provinsi ya, dalam bentuk pangan, pakaian dan lain-lain,” katanya.
Tito berharap seluruh proses pemulihan berjalan lancar sehingga masyarakat bisa kembali menikmati listrik secara normal dan aktivitas penanganan bencana dapat berjalan lebih optimal.[]
