ANTINARKOBA

Menag Ingatkan Bahaya Haji Tanpa Visa: Saudi Super Super Ketat

Menteri Agama (Menag) Nasaruddin Umar mengimbau masyarakat Indonesia agar tidak tergiur rayuan oknum yang menjanjikan keberangkatan ke Arab Saudi tanpa visa haji. (Foto: Humas Kemenag).

INISIATIF.CO, Jakarta – Jelang puncak musim haji 2025, Menteri Agama (Menag) Nasaruddin Umar mengeluarkan imbauan tegas kepada masyarakat Indonesia agar tidak tergiur dengan tawaran keberangkatan ke Arab Saudi tanpa visa haji resmi.

Ia menekankan bahwa Pemerintah Kerajaan Arab Saudi saat ini memberlakukan pengawasan ketat terhadap akses ke kawasan suci, khususnya Masjidil Haram.

“Saya mengimbau kepada calon jemaah haji nonreguler, tidak formal, lebih baik berpikir ulang. Sebab, Saudi Arabia tahun ini super ketat. Super super ketat,” ujar Nasaruddin Umar dalam keterangannya yang dirilis situs resmi Kementerian Agama, Selasa (29/4/2025).

Menag mengungkapkan, larangan keras diberlakukan terhadap siapapun yang hendak memasuki Masjidil Haram tanpa visa haji. Masa umrah resmi telah ditutup, dan tidak ada lagi jemaah umrah yang diizinkan masuk ke kawasan Haram.

“Tanpa visa haji tidak boleh masuk Haram. Anda lihat sendiri, tidak bisa memasuki Haram tanpa visa haji. Ini bukan musim umrah. Kalau turun dari bus dan tidak punya visa haji, langsung dijemput dan disuruh kembali,” jelasnya.

Pernyataan tersebut disampaikannya setelah melakukan kunjungan kerja ke Arab Saudi sejak 26 April lalu. Di sana, ia menghadiri Konferensi Lembaga Hadis binaan Raja Salman di Madinah, lalu melanjutkan perjalanan ke Makkah untuk melaksanakan umrah serta memberi pengarahan kepada Petugas Penyelenggara Ibadah Haji (PPIH).

Dalam pengamatannya langsung di lapangan, Menag menyampaikan betapa sepinya Masjidil Haram dari jemaah umrah.

“Tadi malam Masjidil Haram kosong. Orang-orang bisa mencium Kabah karena memang tidak ada lagi jemaah umrah masuk. Semua yang ada sekarang adalah pemilik visa haji,” paparnya.

Nasaruddin mengingatkan masyarakat bahwa praktik ilegal berhaji tanpa visa tidak hanya berisiko tinggi, tetapi juga bisa membawa penderitaan dan kekecewaan.

“Saya mengimbau kepada seluruh jemaah, mungkin ada yang menjanjikan bisa berhaji tanpa visa haji, lebih baik hindari. Daripada nanti terlunta-lunta, dioper ke sana ke mari, pesawat pulang tidak ada, hotel sudah penuh, akhirnya terlantar,” ujarnya.

Ia menegaskan, tahun ini pengawasan Arab Saudi jauh lebih ketat dibandingkan tahun-tahun sebelumnya. Pemerintah Saudi disebut sangat serius dalam memastikan hanya jemaah resmi yang bisa beribadah di Tanah Suci.

“Tahun lalu beda dengan tahun ini. Sangat super ketat. Jadi lebih baik menghindari kemudaratan. Kita niatnya mencari kepuasan batin, tapi malah memetik dosa karena kecewa dan menyalahkan orang lain,” tegasnya.

Kepada jemaah haji yang telah resmi terdaftar, Nasaruddin mengingatkan agar menjalani ibadah dengan sepenuh hati. Menurutnya, kesempatan berhaji tidak datang dua kali, mengingat masa tunggu haji reguler bisa mencapai puluhan tahun.

“Orang yang tahun ini dipanggil Allah melalui jemaah haji yang formal, bersungguh-sungguhlah dalam melakukan ibadah. Sebab, belum tentu bisa berhaji lagi karena harus menunggu hingga 48 tahun,” pungkasnya.

Kementerian Agama terus mengintensifkan edukasi kepada masyarakat terkait pentingnya berhaji melalui jalur resmi, sebagai bentuk perlindungan terhadap jemaah dari potensi penipuan, ketidaknyamanan, dan risiko hukum di luar negeri. Pemerintah menegaskan komitmennya untuk menjamin kelancaran dan keselamatan seluruh jemaah haji Indonesia.[]

Editor : Ikbal Fanika
Tutup