Banner Niagahoster
Ramadhan

Membangun Keluarga Tangguh untuk Menekan Angka Perceraian

Abu Rokhmad Musaki. (Foto: Dokpri).

Oleh: Abu Rokhmad Musaki*

INISIATIF.CO – Hal tersulit dalam perkawinan adalah merawat dan menjaganya agar tetap utuh dan produktif. Sebagaimana saya sampaikan dalam tulisan terdahulu, angka perceraian cukup tinggi. Lima tahun pertama merupakan masa-masa kritis perkawinan. Seluruh persoalan dan ujian rumah tangga tumpah pada masa-masa tersebut, mulai dari isu ekonomi, anak, kesetiaan dan sebagainya.

Hari Pers Nasional

Setiap perkawinan pasti ada saja masalahnya. Islam mengajarkan banyak tips untuk menghadapi persoalan rumah tangga. Memang, sabar saja tidak cukup. Dinamika rumah tangga mungkin saja berlangsung lebih cepat dan seluruh daya untuk menyelesaikannya kandas. Jika bangunan rumah tangga memang sudah tidak mampu dipertahankan, Islam memberikan jalan darurat yaitu talak (cerai). Nabi Muhammad Saw mengingatkan bahwa talak merupakan jalan halal namun dibenci Allah Swt.

Perjalanan perkawinan memang tidak ada yang tahu. Setiap pasangan punya kewajiban untuk mempertahankan perkawinan agar tetap utuh. Ada banyak sekali kerugian jika terjadi perceraian. Pasangan yang berpisah akan kembali memulai hidup dari nol lagi. Berapa banyak energi dan resources yang dibutuhkan untuk membangun pondasi rumah tangga baru. Anak-anak juga dirugikan, baik moril maupun materiil akibat perpisahan orang tua.

Berbagai macam kerugian akibat perceraian, semestinya juga dapat dikuantifikasi dan dikonversi ke dalam angka-angka agar konkrit dan nyata. Saya rasa tidak ada yang membantah jika kasus perceraian merugikan banyak pihak, baik suami atau isteri, anak-anak, keluarga besar dan juga negara. Dengan kata lain, setiap kali ada satu keluarga yang bercerai, sesungguhnya negara menanggung dampak yang tidak kecil. Jauh lebih baik jika keluarga tersebut tetap utuh dan tangguh untuk menghadapi berbagai persoalan domestik.

Jika tumbuh dengan baik, keluarga akan menjadi banteng pertama dan terkecil yang berdiri kokoh dan terdepan untuk merawat anak-anak agar tetap bergizi, berpendidikan dan akhirnya menjadi generasi terbaik. Sumber daya negara dapat lebih didayagunakan untuk hal-hal yang lebih prioritas dan penting, daripada misalnya, untuk menyelesaikan masalah sosial akibat kenakalan anak dan remaja akibat broken home. Membangun keluarga tangguh dapat menjadi satu cara yang efektif untuk mengurangi angka perceraian yang terus meningkat.

*Penulis adalah Abu Rokhmad Musaki (Dirjen Bimas Islam Kemenag RI)

Editor : Ikbal Fanika
Iklan BRI
Tutup
error: Content is protected !!