Masyarakat Simeulue Tolak Pengalihan Rute Kapal Aceh Hebat-1 ke Krueng Geukueh–Penang

Sejumlah warga Simeulue menggelar aksi damai di depan Kantor Bupati, menolak rencana pengalihan rute kapal Aceh Hebat-1, Kamis (20/11/2025). [Foto: Istimewa/rri]

Inisiatif.co, Simeulue — Sejumlah warga Simeulue dari berbagai profesi turun ke jalan menggelar aksi damai di depan Kantor Bupati Simeulue, Kamis (20/11/2025).

Aksi itu merupakan bentuk penolakan terhadap wacana Pemerintah Aceh yang berencana mengalihkan rute kapal penyeberangan Aceh Hebat-1 ke jalur Krueng Geukueh–Penang.

Massa yang menamakan diri sebagai Aliansi Masyarakat Simeulue Bersatu (MSB) tiba di lokasi sekitar pukul 15.00 WIB. Mereka melakukan orasi bergantian menggunakan pengeras suara, menyuarakan keresahan dan meminta pemerintah daerah bersikap tegas menolak wacana pengalihan rute tersebut.

Aksi itu diterima langsung oleh Sekretaris Daerah Simeulue, Asludin, yang hadir bersama Kepala Dinas Perhubungan Mul Rohas, Kasatpol PP Novikar Setiadi, Kepala Disperindag Muhammad Arif, dan Kepala Kesbangpol Sabu Nasir.

Pembicara pertama, Adi Mukti, menyampaikan tuntutan dengan penuh semangat. Ia menegaskan bahwa masyarakat datang bukan untuk menciptakan keributan, melainkan menyampaikan keresahan nyata dan meminta pemerintah daerah merasakan dampaknya.

“Kami meminta kepada Pemda Simeulue dengan tegas menindaklanjuti penolakan terhadap wacana Pemerintah Aceh mengalihkan rute Aceh Hebat-1,” tegasnya.

Menanggapi hal itu, Sekda Asludin mengaku pihaknya memahami keresahan masyarakat dan memiliki pandangan yang sama. Ia memastikan tuntutan warga akan segera disampaikan kepada Pemerintah Aceh.

“Pemda juga merasakan apa yang teman-teman rasakan. Tentu kami akan menindaklanjuti apa yang teman suarakan ini ke Provinsi agar kapal Aceh Hebat-1 tidak dialihkan,” ujarnya.

Setelah dialog berlangsung, koordinator aksi menyerahkan petisi resmi yang langsung ditandatangani sebagai bentuk pengesahan tuntutan. Massa kemudian membubarkan diri secara tertib dan damai.

Aksi penolakan ini menjadi sinyal kuat bahwa masyarakat Simeulue tidak ingin kehilangan akses transportasi laut yang selama ini menjadi nadi utama mobilitas barang dan penumpang.[]

Editor : Yurisman
inisiatifberdampak
Tutup