Mahasiswa Asal Simeulue Tewas Dianiaya di Masjid Agung Sibolga, Tiga Pelaku Ditangkap Polisi
INISIATIF.CO, Sibolga – Peristiwa tragis menimpa Arjuna Tamaraya (21), mahasiswa asal Simeulue, Aceh, yang tewas usai dianiaya tiga pria dewasa di Masjid Agung Jalan Diponegoro, Sibolga, Sumatera Utara, Sabtu (1/11/2025) dini hari.
Korban diduga menjadi sasaran penganiayaan setelah dirinya dilarang tidur di dalam masjid oleh salah satu pelaku, berinisial ZP (57). Peristiwa itu kemudian memicu cekcok yang berujung fatal.
Menurut informasi warga setempat, sekitar pukul 03.00 WIB, Arjuna masuk ke dalam Masjid Agung untuk beristirahat. Namun, niatnya tidur di dalam masjid ditentang oleh ZP.
Larangan itu disampaikan dengan nada keras dan kasar hingga memicu adu mulut antara keduanya.
“Cara menegur korban tidak menunjukkan sikap ramah khas orang masjid. Korban merasa ditegur dengan cara yang tidak sopan dan menyinggung perasaannya,” ungkap salah satu sumber di lokasi kejadian.
Merasa tersinggung karena larangannya diabaikan, ZP kemudian memanggil dua rekannya, HB alias K (46) dan SS alias J (40). Ketiganya lalu mengeroyok Arjuna di dalam masjid.
Korban diinjak-injak, lalu diseret keluar hingga kepalanya terbentur keras di anak tangga masjid. Tak berhenti di situ, pelaku SS bahkan melempar kepala korban dengan sebutir kelapa dan mengambil uang dari saku celananya.
Kasat Reskrim Polres Sibolga AKP Rustam E membenarkan peristiwa tersebut. Ia menjelaskan, korban sempat dilarikan ke RSUD Dr. F.L. Tobing, namun nyawanya tak tertolong karena luka berat di bagian kepala.
“Korban mengalami cedera parah di kepala akibat benturan keras dan penganiayaan. Ia meninggal dunia saat menjalani perawatan,” kata AKP Rustam kepada wartawan, Minggu (2/11/2025).
Setelah kasus itu viral di media sosial, polisi bergerak cepat. Sejumlah saksi diperiksa dan rekaman CCTV masjid dijadikan bukti awal. Ketiga pelaku akhirnya berhasil ditangkap ketika berusaha melarikan diri.
“Ketiga tersangka sudah diamankan. Kami masih melakukan pemeriksaan lanjutan untuk mendalami motif dan kronologi lengkapnya,” ujar Rustam.
Peristiwa ini menuai keprihatinan publik. Banyak pihak menilai, kekerasan yang terjadi di rumah ibadah adalah bentuk degradasi moral yang tak bisa ditoleransi. Kasus Arjuna kini menjadi pengingat pentingnya menjaga kemanusiaan, bahkan di tempat yang seharusnya menjadi ruang damai dan kasih sayang.[]
