HUT RI Ke 80

Kondisi Darurat Santri Aceh Tengah di Pakistan, Noprizal Butuh Biaya Pengobatan

Noprizal Putra (27), santri asal Kecamatan Pegasing, Aceh Tengah yang dilaporkan sedang sakit di Karachi, Pakistan.(Foto: Kiriman Yusradi Usman Al-Gayoni).

INISIATIF.CO, Takengon – Susilawati, warga Kecamatan Bintang yang kini tinggal di Simpang Belgia, Kung, Pegasing, Aceh Tengah, terus berharap uluran tangan untuk anaknya, Noprizal Putra, yang tengah menuntut ilmu di Pakistan. Noprizal saat ini dilaporkan sakit dan membutuhkan biaya pengobatan serta kepulangan ke tanah air.

Anak sulung Susilawati ini menempuh pendidikan di Raudhatul Athfal (RA) Bintang Fajar pada 2004 dan tamat di Madrasah Tsanawiyah Negeri (MTsN) Bintang pada 2013. Setelah itu, Noprizal melanjutkan pengajian di Pondok Pesantren Arul Gading, Pintu Rime Gayo, Bener Meriah, selama enam bulan, kemudian di Pesantren Karang Rejo, Kecamatan Bukit, hingga tahun 2017.

“Keinginannya untuk belajar agama Islam memang sangat kuat. Namun, keadaan ekonomi sempat membuatnya menganggur,” ungkap Susilawati.

Semangat Noprizal tidak surut. Ia kemudian melanjutkan pendidikan ke Magelang, Jawa Tengah, selama lima tahun (2018–2022), mendalami kitab kuning, tasawuf, dan hadist. Pada kesempatan itu, ia ikut program studi ke Pakistan dengan bantuan ustadz dan teman-temannya untuk biaya visa, paspor, dan tiket.

Selama menuntut ilmu di Gayo dan Magelang, Baitul Mal Aceh Tengah juga sempat memberikan bantuan sebanyak tiga kali, dengan total sekitar Rp5,5 juta. Di Pakistan, Noprizal berjualan stiker dan kalender untuk membiayai pemondokan, visa, dan kebutuhan sehari-hari sambil tetap belajar agama.

Namun, kondisi kesehatannya memprihatinkan. Noprizal pernah menjalani operasi usus lipat pada 2017 dan operasi hernia pada 2020. Sakit yang kerap kambuh akibat pola makan yang tidak teratur membuatnya sulit beraktivitas di pesantren.

“Dengan pertimbangan banyak hal, sebaiknya dia pulang saja. Di sini bisa berobat pakai BPJS dan meneruskan pendidikan sambil mengajar,” kata Susilawati.

Beberapa hari terakhir, video Susilawati beredar di media sosial, memohon bantuan bagi anaknya. Ia berharap pemerintah, Baitul Mal, maupun masyarakat dapat memberikan dukungan.

Selain itu, Susilawati telah menghubungi Yusradi Usman Al-Gayoni, inisiator World Gayonese Community, yang sebelumnya sukses memulangkan korban TPPO asal Gayo dari Kamboja melalui galang donasi “Eteng-eteng Iyak.”[]

Editor : Ikbal Fanika
inisiatifberdampak
Tutup