Kolaborasi PWI-BSI Mendukung Perkembangan UMKM Aceh
“Kami menyerahkan kawan-kawan kami dari lintas media untuk menjadi mitra strategis BSI khususnya untuk memantau perkembangan UMKM di Aceh. Kami juga mohon dukungan dari Pak Wagub,” kata Nasir.
Penyaluran KUR
Sementara itu, Regional CEO BSI Aceh Wachjono, dalam presentasinya menyampaikan bahwa BSI telah menyalurkan Kredit Usaha Rakyat (KUR) melampaui target pemerintah.
Dari penyaluran tersebut, sektor perdagangan menyerap 47%, terbanyak jika dibandingkan dengan sektor lainnya. Diikuti oleh pertanian sebesar 27%, dengan Banda Aceh dan Aceh Besar sebagai penerima terbanyak.
Wachjono sangat berterima kasih atas berbagai pemberitaan media massa di Aceh selama ini, yang terus memberitakan berbagai informasi penting dari BSI kepada masyarakat Aceh.
Ia sangat mengapresiasi peran dari para wartawan yang terus mengedukasi masyarakat mengenai berbagai kebijakan perbankan demi pengembangan ekonomi.
“Mudah-mudahan acara ini membawa keberkahan bagi kita semua,” ucap Wachjono.
Wagub apresiasi PWI dan BSI
Sedangkan Wakil Gubernur (Wagub) Aceh, Fadhlullah, yang hadir mewakili Gubernur Aceh Muzakir Manaf, pada kesempatan itu juga memberikan apresiasi tinggi kepada BSI dan PWI.
Wagub Fadhlullah menegaskan bahwa peran wartawan menjadi kunci arah pembangunan dan ekonomi Aceh ke depan. Menurutnya, saat ini Aceh sedang menapaki jalur strategis menuju kemandirian ekonomi.
“UMKM ini tercantum dalam visi misi kami. Ke depan, seluruh perusahaan yang beroperasi di Aceh juga harus membuka rekening di Aceh. Ini bagian dari strategi kedaulatan ekonomi daerah,” ujar Fadhlullah dalam pidatonya.
Di hadapan Ketua dan Sekretaris PWI se-Aceh dan puluhan wartawan lintas media, Wagub menjelaskan bahwa kekayaan letak geografis Aceh yang sangat strategis, ternyata belum dimanfaatkan secara maksimal.
“Padahal, semua jalur penerbangan dan kapal harus melewati Aceh. Dari segi letak geografis, seharusnya kita tidak boleh miskin,” kata Dek Fadh –sapaan akrab Wagub Aceh.
Dek Fadh juga mengkritisi pola ekonomi lama yang terus merugikan Aceh, terutama dalam industri kelapa sawit.