Jenderal Iran: Jika Teheran Dibom, Pakistan Bakal Jatuhkan Bom Nuklir ke Israel
INISIATIF.CO, Teheran – Ketegangan di Timur Tengah kian membara. Mayor Jenderal Mohsen Rezaei, perwira tinggi Garda Revolusi Islam Iran (IRGC) sekaligus anggota Dewan Keamanan Nasional, mengklaim bahwa Pakistan akan menyerang Israel dengan bom nuklir jika Tel Aviv berani menjatuhkan senjata nuklir di Teheran.
“Pakistan telah memberi tahu Republik Islam ini, ‘Jika Israel menjatuhkan bom nuklir di Teheran, kami akan menjatuhkan bom nuklir ke mereka’,” ujar Rezaei dalam wawancara dengan televisi pemerintah Iran, dikutip Turkiye Today, Senin (17/6/2025).
Meski pernyataan itu belum dikonfirmasi secara resmi oleh Islamabad, klaim tersebut menambah panasnya konflik antara Iran dan Israel yang meletus sejak 13 Juni lalu. Kala itu, Israel melancarkan serangan mendadak ke sejumlah fasilitas nuklir Iran yang diklaim sebagai bagian dari Operasi Rising Lion, menewaskan sejumlah ilmuwan dan pejabat militer penting.
Iran langsung membalas serangan tersebut dengan Operasi True Promise 3, menembakkan rudal balistik ke wilayah Israel dan memicu kekhawatiran luas akan pecahnya perang berskala regional.
Di tengah eskalasi ini, Menteri Pertahanan Pakistan, Khawaja Asif, mempertegas sikap negaranya dalam sidang Majelis Nasional. Ia menyerukan persatuan negara-negara Muslim melawan Israel, dan memperingatkan bahwa jika tidak bersatu, “setiap negara akan menghadapi nasib yang sama seperti Iran dan Palestina.”
“Israel telah menargetkan Iran, Yaman, dan Palestina. Jika negara-negara Muslim tidak bersatu sekarang, masing-masing akan menghadapi nasib yang sama,” tegas Asif.
Asif juga mendorong negara-negara yang masih memiliki hubungan diplomatik dengan Israel agar segera memutuskannya. Ia mendesak Organisasi Kerja Sama Islam (OKI) untuk segera menggelar pertemuan darurat guna merumuskan strategi bersama menghadapi agresi Israel.
Mengenai hubungan bilateral dengan Teheran, Asif menyatakan komitmen kuat Pakistan. “Kami mendukung Iran dan akan mendukung mereka di setiap forum internasional untuk melindungi kepentingan mereka,” tegasnya.
Sementara itu, konflik yang telah berlangsung selama empat hari ini masih terus bereskalasi. Rudal-rudal dan drone dari kedua belah pihak dilaporkan terus memasuki wilayah udara masing-masing, dengan potensi menyulut konfrontasi yang lebih luas antarnegara di kawasan.[]
