Jangan Sampai Algoritma Medsos Mengatur Emosi dan Waktu Anda!
Tak hanya mental, kebiasaan ini juga mengancam kesehatan fisik. Paparan cahaya biru dari layar mengganggu produksi melatonin, hormon pengatur tidur, meningkatkan risiko insomnia dan kelelahan kronis. Gaya hidup sedentari akibat terlalu lama duduk juga berkaitan dengan obesitas dan penyakit kardiovaskular. American Optometric Association (2023) bahkan melaporkan peningkatan kasus ketegangan mata digital, seperti pandangan kabur dan sakit kepala, pada pengguna medsos intensif.
Lantas, bagaimana cara melawan dampak negatif ini? Langkah pertama adalah membatasi waktu penggunaan medsos dengan fitur screen time atau aplikasi pengingat. Studi University of Pennsylvania (2018) membuktikan, mengurangi waktu medsos hingga 30 menit/hari secara signifikan menurunkan gejala depresi.
Kedua, mengalihkan perhatian ke konten positif dan bermakna, serta melatih kesadaran diri melalui teknik Cognitive Behavioral Therapy (CBT) untuk melawan pikiran irasional seperti, “kehidupan orang lain lebih baik dariku.”
Ketiga, mengganti kebiasaan scroll dengan aktivitas fisik atau interaksi langsung bersama keluarga. Olahraga, misalnya, merangsang produksi serotonin dan endorfin yang menstabilkan suasana hati, sekaligus mengurangi risiko penyakit akibat gaya hidup pasif.
Komunikasi terbuka dalam hubungan rumah tangga juga krusial. Psikolog John Gottman menekankan pentingnya membangun dialog tanpa menyalahkan, seperti mengungkapkan, “Aku merasa stres karena sering melihat konten pasangan ideal. Bisakah kita bicara tentang kebutuhan kita?” Pendekatan ini menciptakan ruang aman untuk mengatasi ketidakpuasan tanpa menjadikan medsos sebagai pelarian. Di sisi lain, interaksi tatap muka dengan komunitas atau teman terbukti mengurangi kecemasan sosial hingga 50%, menurut studi Harvard T.H. Chan School of Public Health (2022).
Scroll medsos keseringan mungkin terlihat seperti kebiasaan biasa, tetapi dampaknya terhadap mental, fisik, dan hubungan sosial bersifat sistemik. Dengan memahami mekanisme psikologis seperti perbandingan sosial dan kecanduan dopamin, serta risiko medis seperti gangguan tidur, kita dapat mengambil langkah proaktif.