HUT RI Ke 80

Jangan Sampai Algoritma Medsos Mengatur Emosi dan Waktu Anda!

Iluatrasi (Bigbox).

INISIATIF.CO – Di era digital dewasa ini, media sosial (medsos) telah menjadi bagian tak terpisahkan dari kehidupan sehari-hari. Namun, kebiasaan scroll medsos berjam-jam ternyata membawa dampak serius pada kesehatan mental, terutama dalam membentuk pola pikir dan perilaku yang tidak sehat.

Salah satu contoh nyata adalah seseorang yang menghabiskan waktu 15-30 menit di medsos, yang kemudian mengembangkan mentalitas pemarah, temperamen, sulit diatur, dan menaruh ekspektasi tinggi terhadap kehidupan. Fenomena ini bukan sekadar masalah kebiasaan, melainkan cermin dari bagaimana medsos secara halus memengaruhi pikiran dan emosi kita melalui mekanisme psikologis dan neurologis yang kompleks.

Media sosial dirancang untuk menarik perhatian dan memicu emosi. Algoritma yang canggih menampilkan konten-konten tidak realistis, seperti kehidupan sempurna pasangan lain atau gaya hidup mewah, yang secara tidak sadar menciptakan ekspektasi berlebihan.

Psikolog Leon Festinger dalam Teori Perbandingan Sosial menjelaskan bahwa manusia cenderung menilai diri berdasarkan standar orang lain, dan medsos memperburuk kecenderungan ini. Penelitian lain mengungkapkan salah satu kelompok yang paling rentan terpapar pengaruh buruk medsos adalah kaum perempuan. Seorang istri misalnya, terpapar ilusi kesempurnaan yang ia lihat di medsos mungkin mulai membandingkan kehidupan rumah tangganya dengan yang ia lihat di layar. Ketika kenyataan tidak sesuai harapan, muncul disonansi kognitif (konflik mental antara harapan dan realitas) yang memicu frustrasi, kecemasan, bahkan gejala depresi, sebagaimana ditemukan dalam studi Journal of Social and Clinical Psychology (2018).

Selain itu, scroll medsos berjam-jam membanjiri otak dengan informasi berlebihan, menyebabkan kelelahan mental dan penurunan fungsi kognitif. Otak yang terus-menerus terpapar stimulus ini kesulitan memfilter informasi penting, sehingga kemampuan pengambilan keputusan dan pengendalian emosi terganggu.

Penelitian di Nature Human Behaviour (2019) menunjukkan bahwa multitasking di medsos mengurangi kapasitas memori kerja hingga 40%, membuat individu lebih impulsif dan mudah tersinggung. Dampak ini diperparah oleh dopamine rush yakni respons neurologis terhadap notifikasi atau konten baru yang menciptakan siklus kecanduan perilaku mirip judi. National Institute on Drug Abuse (2020) menyebutkan, otak terus mencari stimulasi ini, bahkan jika merusak produktivitas dan hubungan sosial.

Editor : Redaksi
inisiatifberdampak
Tutup