Inflasi Aceh Tembus 3,11 Persen, Pakar USK Soroti Masalah Distribusi
INISIATIF.CO, Banda Aceh – Laju inflasi di Provinsi Aceh dalam lima tahun terakhir tercatat relatif lebih tinggi dibandingkan rata-rata nasional. Kondisi ini menjadi sorotan dalam dialog publik bertajuk Mozaik Indonesia, yang digelar Sabtu (17/5/2025), dengan menghadirkan pakar ekonomi dari Universitas Syiah Kuala (USK).
Koordinator Program Studi Ekonomi Pembangunan FEB Unsyiah, Dr. Chenny Seftarita, S.E., M.Si., menyampaikan bahwa inflasi Aceh per April 2025 tercatat sebesar 3,11 persen.
“Inflasi di Aceh per April 2025 mencapai 3,11 persen, di atas target nasional meskipun masih dalam batas aman,” ujarnya.
Inflasi, kata Chenny, merupakan kenaikan harga barang secara umum dan terus-menerus yang dapat menggerus daya beli masyarakat. Ia menyebutkan beberapa komoditas utama yang paling berpengaruh terhadap angka inflasi di Aceh, antara lain beras, rokok, dan emas.
Ia menjelaskan bahwa terdapat tiga penyebab utama yang mendorong inflasi di Aceh. Pertama, demand-pull inflation atau inflasi karena lonjakan permintaan. Kedua, cost-push inflation yang disebabkan oleh meningkatnya biaya produksi. Ketiga, inflasi yang dipicu oleh ekspektasi masyarakat terhadap kebijakan ekonomi tertentu.
“Yang menarik, inflasi lebih terasa dampaknya di perkotaan dibandingkan pedesaan. Walau produksi pertanian meningkat, harga di pasaran tetap tinggi karena masalah distribusi dan mata rantai pasar,” tambahnya.
Chenny juga mencontohkan bagaimana ekspektasi terhadap naiknya harga bahan bakar minyak (BBM) dapat menciptakan panic buying.
“Ekspektasi naiknya harga BBM sering memicu belanja panik di masyarakat, yang kemudian memacu inflasi sebelum kebijakan resmi diberlakukan,” jelasnya.
Pemaparan ini menyoroti pentingnya perbaikan sistem distribusi dan tata niaga komoditas, serta perlunya edukasi publik untuk mengelola ekspektasi terhadap isu-isu ekonomi yang berkembang.
Pemerintah daerah diharapkan dapat bersinergi dengan pemangku kepentingan dalam menjaga kestabilan harga dan daya beli masyarakat di tengah tantangan ekonomi yang terus bergerak dinamis.[]