Indomaret dan Alfamart Hadir di Abdya, SABA: Bukan Ancaman, Tapi Peluang
INISIATIF.CO, Blangpidie – Polemik seputar kehadiran ritel modern seperti Indomaret dan Alfamart di Kabupaten Aceh Barat Daya (Abdya) terus bergulir di tengah masyarakat. Perdebatan antara kelompok yang mendukung dan menolak pun mengemuka.
Di tengah perdebatan itu, Ketua Sarekat Buruh Abdya (SABA), Sahal Tastari, S.IP, menyerukan agar masyarakat dan pelaku ekonomi tidak alergi terhadap keberadaan waralaba nasional tersebut.
“Retail nasional pada satu sisi memiliki dampak positif. Hal ini membuktikan adanya pertumbuhan ekonomi yang cukup tinggi dan menciptakan investasi, membuka peluang tenaga kerja, dan produk UMKM bisa dijual di situ,” ujar Sahal, menegaskan pentingnya membuka diri terhadap perubahan yang mendorong kemajuan ekonomi daerah.
Menurutnya, peningkatan kegiatan perdagangan yang ditandai dengan tumbuhnya pasar modern merupakan indikator tumbuhnya iklim usaha di suatu wilayah. Abdya, sebagai bagian dari arus ekonomi nasional, tidak bisa terus menutup diri dari ekspansi ritel modern, terlebih jika ditopang dengan regulasi yang ketat dan berpihak pada pelaku usaha lokal.
Namun, kehadiran ritel modern juga diakui membawa dampak yang perlu diantisipasi. Di antaranya, kekhawatiran terhadap nasib kios-kios kecil di gampong yang berpotensi kehilangan pelanggan akibat kalah bersaing dari segi harga dan variasi produk.
Menjawab kekhawatiran itu, Pemerintah Kabupaten Abdya telah mengeluarkan kebijakan tegas. Pemkab Abdya rencananya akan mengatur bahwa gerai ritel modern hanya diperbolehkan berdiri di jalan protokol. Selain itu, setiap gerai diwajibkan menyediakan 30 persen ruang etalase untuk produk UMKM lokal. Langkah ini dipandang sebagai bentuk perlindungan terhadap pelaku usaha kecil sekaligus pemberdayaan sektor ekonomi mikro.
“Secara otomatis pelaku usaha kios-kios di semua gampong di Abdya tidak perlu merasa tersaingi,” ungkap Sahal.
Lebih lanjut, Sahal menyebut kehadiran ritel modern harus dilihat sebagai peluang menciptakan iklim persaingan yang sehat, bukan ancaman.
Ia menilai persaingan yang terbuka justru mampu mencegah terjadinya monopoli perdagangan oleh segelintir pelaku usaha swalayan di daerah.
“Dengan regulasi yang berpihak dan pengawasan yang konsisten, kami yakin kehadiran ritel modern justru dapat menjadi pendorong akselerasi pertumbuhan ekonomi Abdya yang inklusif,” pungkasnya.[]