Hilang Hampir Sepekan, Dua Nelayan Pulau Kayu Abdya Ditemukan Selamat di Perairan Aceh Singkil
INISIATIF.CO, Blangpidie – Dua nelayan asal Pulau Kayu Kabupaten Aceh Barat Daya (Abdya) yang sempat dilaporkan hilang kontak selama hampir sepekan akhirnya ditemukan dalam keadaan selamat di perairan Ketapang, Aceh Singkil.
Keduanya, Agung (29) dan M. Aidil Maulana Syahputra (19), warga Desa Pulau Kayu, Kecamatan Susoh, Abdya, ditemukan oleh nelayan setempat setelah tiga hari terombang-ambing di laut akibat kehabisan bahan bakar dan diterpa cuaca buruk.
Kedua nelayan tersebut merupakan awak kapal KM Aneuk Shogun 03, yang sebelumnya dilaporkan hilang sejak Sabtu (11/10).
Saat itu, kapal kecil yang mereka tumpangi berangkat untuk melangsir ikan dari kapal induk KM Shogun di tengah laut, namun tak kunjung kembali.
Pemilik kapal, Ridwan (45), warga Desa Delima Jaya, Susoh, melaporkan kehilangan kontak dengan kapal tersebut ke Pos Sat Polairud Polres Abdya pada Jumat (24/10), setelah beberapa kali gagal menghubungi kru kapal.
“Setelah kapal induk kembali ke Pangkalan Pendaratan Ikan (PPI) Ujung Serangga pada 18 Oktober, kapal anak belum juga tampak. Kami khawatir terjadi sesuatu di laut,” ujar Ridwan.
Kasat Polairud Polres Abdya, Iptu Nurdi, membenarkan bahwa keduanya ditemukan dalam kondisi lemah namun selamat.
“Mereka sudah tiga hari terombang-ambing di perairan Ketapang karena kehabisan bahan bakar dan diterjang badai. Syukurlah, keduanya diselamatkan oleh nelayan Kuala Baru,” kata Nurdi, Sabtu (25/10/2025).
Nelayan penyelamat bernama Nazuardin, warga Kuala Baru, mengaku melihat perahu kecil terapung tanpa arah di tengah laut.
“Saat saya dekati, mereka tampak sangat lemah dan kehabisan bekal. Saya langsung bantu dan bawa ke daratan,” ujarnya.
Sesampainya di Kuala Baru, kedua korban diserahkan ke Panglima Laot dan aparat setempat. Mereka mendapat makanan, minuman, serta pemeriksaan kesehatan sebelum dikabarkan ke Polairud Abdya dan tim SAR.
Panglima Laot Kuala Baru menyebut pihaknya langsung berkoordinasi dengan aparat keamanan dan tim penyelamat untuk memastikan kondisi kedua nelayan itu stabil.
“Kami bantu pemulangan agar aman. Sementara ini keduanya masih ditampung di Kuala Baru,” ujarnya.
Koordinasi lintas instansi pun dilakukan. Sat Polairud Abdya bersama Pos TNI AL, BPBK, Tagana, dan tim SAR menyiapkan proses penjemputan ke Abdya.
“Kondisi keduanya sudah stabil, tapi tetap kami pantau kesehatannya,” kata Babinpotmar Pos TNI AL Abdya, Serda Marinir Suruso.
Ia menambahkan, perahu milik korban masih mengapung aman di tengah laut.
“Perahunya tidak tenggelam, hanya kehabisan minyak. Kami sedang cari solusi agar bisa ditarik tanpa mengganggu jalur pelayaran,” jelasnya.
Suruso juga mengingatkan para nelayan agar lebih waspada sebelum berlayar.
“Kita tidak bisa melawan alam, tapi bisa mengantisipasi. Pastikan bahan bakar cukup, alat komunikasi berfungsi, dan selalu pantau prakiraan cuaca,” tegasnya.
Badan Meteorologi, Klimatologi, dan Geofisika (BMKG) Aceh sebelumnya telah mengeluarkan peringatan dini tentang gelombang tinggi 2,5 hingga 4 meter di perairan barat Aceh, termasuk wilayah Abdya dan Aceh Singkil. Kondisi inilah yang diduga menyebabkan KM Aneuk Shogun 03 gagal kembali ke pangkalan.
“Kasus ini jadi pelajaran penting bagi nelayan di wilayah barat Aceh agar tidak memaksakan diri melaut saat cuaca ekstrem,” kata Suruso.
Ia juga mengapresiasi kerja cepat dan solidaritas tinggi antar-nelayan serta aparat lintas kabupaten.
“Tanpa koordinasi cepat antara Panglima Laot, nelayan Kuala Baru, dan aparat keamanan, mungkin hasilnya akan berbeda. Ini bukti kuatnya solidaritas pesisir Aceh,” ujarnya.
Hingga Sabtu (25/10), kedua nelayan tersebut masih berada di Kuala Baru di bawah pengawasan aparat setempat. Tim gabungan Abdya masih berkoordinasi untuk proses penjemputan ke daerah asal.[]
