Banner Niagahoster
Ramadhan

Erdogan Kecam Rencana Trump Relokasi Gaza: Palestina Tak Bisa Diusir dari Tanah Leluhur

Presiden Turki Recep Tayyip Erdogan menolak pernyataan Presiden AS Donald Trump yang ingin merelokasi warga Palestina di Gaza. (REUTERS/CAGLA GURDOGAN)

INISIATIF.CO, Istanbul – Presiden Turki Recep Tayyip Erdogan menegaskan penolakannya terhadap rencana kontroversial mantan Presiden AS Donald Trump yang disebut ingin mengusir warga Palestina dari Gaza dan mengambil alih kendali wilayah tersebut.

Pernyataan ini disampaikan Erdogan dalam konferensi pers di Bandara Istanbul, Minggu (9/2), sebelum bertolak ke Malaysia.

Bank Aceh

“Tidak seorang pun berhak mengusir warga Gaza dari tanah air mereka yang telah dihuni selama ribuan tahun, meski kini hancur akibat perang,” tegas Erdogan, seperti dilaporkan AFP.

Dia menambahkan, Gaza, Tepi Barat, dan Yerusalem Timur adalah hak mutlak rakyat Palestina.

Rencana Trump, yang diumumkan pada Selasa (4/2) silam dalam konferensi pers bersama Perdana Menteri Israel Benjamin Netanyahu, mengusulkan relokasi lebih dari dua juta warga Gaza dan pembangunan ulang wilayah tersebut di bawah kendali AS. Netanyahu menyambut gagasan ini sebagai ide bagus pertama yang pernah saya dengar. Namun, proposal itu memicu kecaman global, terutama dari negara-negara Arab dan Muslim.

Erdogan menyatakan bahwa proposal AS tersebut tidak layak dibahas.

“Rencana yang diajukan pemerintahan baru AS di bawah tekanan pemimpin Zionis ini sama sekali tidak masuk akal dari perspektif kami,” ujar Erdogan.

Sebelumnya, Menteri Luar Negeri Turki Hakan Fidan juga mengecam gagasan pemindahan paksa warga Palestina. Dalam wawancara dengan stasiun televisi Palestina, Minggu (2/2), Fidan menegaskan, pengusiran warga Palestina tidak dapat diterima. Pernyataannya dikutip Anadolu Agency, yang menyebut proposal Trump sebagai tidak berdasar secara historis.

Trump, yang kini menjadi presiden AS dari Partai Republik, mengklaim akan menjadikan Gaza “luar biasa” dengan membersihkan wilayah itu dari puing perang dan memacu pertumbuhan ekonomi. Namun, dia tidak merinci mekanisme relokasi penduduk atau alasan AS mengambil alih kendali Gaza.

“AS akan menguasai Gaza dan bekerja di sana,” ujarnya tanpa penjelasan lebih lanjut.

Komentar Trump dan Erdogan ini kembali memperuncing ketegangan dalam konflik Israel-Palestina, sekaligus mencerminkan perpecahan antara Ankara dan Washington dalam kebijakan Timur Tengah. Sejauh ini, belum ada respons resmi dari pemerintah Palestina atau Israel terkait pernyataan terbaru Erdogan.[]

Editor : Ikbal Fanika
Iklan BRI
Tutup