Dua Nelayan Pulau Kayu Hilang di Laut Abdya, Pencarian Memasuki Hari Kelima
INISIATIF.CO, Blangpidie – Dua nelayan asal Desa Pulau Kayu, Kecamatan Susoh, Kabupaten Aceh Barat Daya (Abdya), dilaporkan hilang di laut sejak lima hari lalu. Hingga Jumat (24/10/2025), keberadaan keduanya belum juga diketahui.
Keuchik Desa Pulau Kayu, Mukhlis Satria, mengatakan pihaknya bersama Tim SAR Abdya dan sejumlah nelayan setempat terus melakukan pencarian.
Upaya tersebut juga melibatkan pengumpulan informasi dari para nelayan lain di sekitar lokasi kejadian.
“Benar, dua warga kami sudah lima hari tidak ada kabar setelah melaut. Kami sudah berkoordinasi dengan Tim SAR dan terus mencari informasi di lapangan,” kata Mukhlis saat dikonfirmasi, Jumat, (24/10/2025).
Menurut keterangan sejumlah saksi, peristiwa itu terjadi pada Minggu (19/10/2025).
Saat itu, tiga nelayan masing-masing bernama Agung, Aidil, dan Yoyong berangkat menggunakan sebuah bot pengangkut ikan menuju bot induk yang berlabuh di tengah laut.
Namun, sesampainya di lokasi, kondisi cuaca tiba-tiba memburuk. Angin kencang dan gelombang tinggi menghantam perairan, membuat situasi darurat di laut.
Dalam keadaan itu, dua nelayan, Agung dan Aidil, tetap berada di atas bot pengangkut, sementara Yoyong diperintahkan untuk melompat ke bot induk agar selamat.
Sejak saat itu, bot yang ditumpangi Agung dan Aidil hilang dari pandangan dan belum ditemukan.
“Dari informasi yang kami terima, mereka sempat berkomunikasi sebelum angin kencang datang. Setelah itu, tidak ada kabar sama sekali. Yoyong yang selamat memberi kesaksian bahwa Agung dan Aidil sempat menyuruhnya lompat ke bot induk,” jelas Mukhlis.
Ia menambahkan, pemerintah desa telah melakukan koordinasi dengan Tim SAR, nelayan lain, serta pemilik bot (toke) untuk memastikan lokasi terakhir kedua korban.
“Kami terus berkoordinasi dengan semua pihak, termasuk pemilik bot dan keluarga korban. Setiap informasi sekecil apa pun sedang kami telusuri agar bisa menemukan mereka secepatnya,” ujarnya.
Sementara itu, anggota Tim SAR Abdya, M. Hasyem, mengatakan pihaknya telah menerima laporan resmi dari pemerintah desa dan langsung mengerahkan satu tim gabungan ke Tempat Pelelangan Ikan (TPI) Ujung Serangan untuk mengumpulkan informasi awal sebelum melakukan pencarian di laut.
“Kami sudah berada di TPI Ujung Serangan untuk mengumpulkan data seakurat mungkin agar dapat menentukan titik terang sebelum melakukan operasi pencarian,” kata Hasyem.
Di Desa Pulau Kayu, suasana duka dan cemas menyelimuti keluarga korban serta warga sekitar. Sejumlah nelayan bahkan berinisiatif melakukan pencarian mandiri dengan peralatan seadanya di sekitar perairan tempat kedua nelayan terakhir terlihat.
Mukhlis mengapresiasi solidaritas masyarakat yang terus membantu proses pencarian.
“Kami terus berdoa agar keduanya segera ditemukan. Masyarakat disini kompak, setiap hari ada yang turun membantu pencarian,” ujarnya.
Ia juga mengingatkan para nelayan agar lebih berhati-hati dan memperhatikan kondisi cuaca sebelum melaut.
“Kami mengimbau agar nelayan tidak memaksakan diri melaut saat cuaca ekstrem. Lebih baik menunda keberangkatan daripada membahayakan nyawa,” tegas Mukhlis.
Hingga berita ini diturunkan, Tim SAR bersama aparat dan masyarakat setempat masih terus melakukan pencarian terhadap dua nelayan yang hilang tersebut.
“Kami berharap masyarakat yang melihat atau menemukan apa pun yang mencurigakan di laut agar segera menginformasikan kepada kami. Setiap informasi sangat berharga dalam operasi ini,” pungkas Mukhlis.[]
