DPR Soroti Ledakan Garut: Markas TNI Harus Jauh dari Permukiman
INISIATIF.CO, Jakarta – Ketua Komisi I DPR RI, Utut Adianto, menegaskan pentingnya penataan ulang lokasi markas TNI agar tidak berada di dekat permukiman warga sipil. Pernyataan itu disampaikannya menyusul insiden tragis ledakan amunisi TNI di Garut, Jawa Barat, yang menewaskan sedikitnya 13 orang, termasuk sembilan warga sipil.
Dalam keterangannya di kompleks parlemen, Jakarta, Rabu (14/5/2025), Utut menyoroti kondisi markas-markas militer yang saat ini banyak berdiri berdampingan dengan lingkungan sipil. Menurutnya, situasi tersebut berpotensi membahayakan keselamatan masyarakat jika terjadi pergerakan pasukan atau insiden militer lainnya.
“Hemat saya ke depan itu kita perbaiki, misalnya markas TNI itu harus jauh dari [permukiman] masyarakat sipil,” kata Utut.
Ia mencontohkan kondisi Markas Besar TNI di Jakarta yang dikelilingi pemukiman padat, bahkan dikeluhkan sulit diakses kendaraan tempur karena terhalang oleh aktivitas warga.
“Itu kalau ada apa-apa di Jakarta pergerakan pasukannya, tanknya mau keluar nggak bisa, orang depannya warung, pangkalan ojek,” tambahnya.
Utut mengakui bahwa dahulu lokasi markas militer memang berada di kawasan hutan atau pinggiran kota. Namun, perkembangan kota yang pesat membuat wilayah tersebut kini padat penduduk. Oleh karena itu, ia menyebut Komisi I DPR akan merancang strategi jangka panjang untuk mensterilkan lokasi-lokasi militer dari lingkungan sipil.
Ia menekankan bahwa penempatan instalasi militer di negara lain umumnya dilakukan jauh dari pemukiman, bukan untuk menjauhkan diri dari masyarakat, melainkan demi keamanan bersama.
“Kejadian di Garut ini kan karena salah satu contohnya. Tahun 1984 di Marinir, dulu namanya KKO (Cilandak), itu meledak. Meledaknya tuh berjam-jam,” ungkapnya, mengingat tragedi serupa di masa lalu.
Utut berharap insiden di Garut menjadi yang terakhir.
“Biar Kepala Staf TNI Angkatan Darat dan Pangdam Siliwangi untuk menjelaskan ini. Kita akan meminta beliau mudah-mudahan ini yang terakhir kali terjadi,” pungkasnya.
Sementara itu, pihak TNI AD belum memberikan keterangan resmi terkait penyebab pasti ledakan amunisi di Garut. Namun, insiden ini menjadi sorotan tajam publik dan parlemen terkait manajemen keamanan militer di tengah masyarakat.[]