HUT RI Ke 80

Deretan Jenderal dan Ilmuwan Nuklir Iran Terbunuh dalam Serangan Israel

Hossein Salami. (Foto: Reuters).

INISIATIF.CO, Jakarta – Perang 12 hari antara Iran dan Israel yang dimulai sejak Jumat (13/06/2025) meninggalkan jejak luka mendalam bagi Republik Islam Iran.

Dalam operasi militer masif bertajuk Operasi Rising Lion, militer Israel menargetkan puluhan fasilitas strategis, termasuk situs nuklir, markas militer, dan kawasan permukiman sipil.

Serangan itu bukan hanya menghancurkan infrastruktur, tapi juga menewaskan sejumlah tokoh penting Iran, dari jajaran jenderal tertinggi hingga para ilmuwan nuklir terkemuka.

Serangan udara Israel dilaporkan telah menewaskan Kepala Staf Angkatan Bersenjata Iran, Mohammad Bagheri, seorang tokoh sentral dalam struktur militer Iran. Bagheri dikenal sebagai tokoh moderat di antara para jenderal IRGC dan sempat menyerukan perdamaian dalam pidatonya di Persepolis beberapa bulan lalu. Sebagai penggantinya, pemerintah Iran menunjuk Abdolrahim Mousavi, seorang jenderal non-IRGC.

Mohammad Bagheri. (Foto: Getty Image).

Tak hanya Bagheri, Komandan Korps Garda Revolusi Islam (IRGC), Hossein Salami, juga gugur. Salami dikenal sebagai orator ulung dan tokoh garis keras yang kerap melontarkan peringatan keras terhadap Israel dan Amerika Serikat. Sebelum serangan, Salami menyatakan bahwa Iran akan “membuka gerbang neraka” jika diserang. Posisi Salami kini digantikan oleh Mohammad Pakpour.

Hossein Salami. (Foto: Reuters).

Selain itu, Kepala Markas Pusat Khatam-al Anbiya IRGC, Gholamali Rashid, turut menjadi korban. Rashid sebelumnya dikenal sebagai arsitek strategi pertahanan Iran. Sebagai gantinya, Ali Shadmani ditunjuk untuk memimpin komando gabungan tersebut.

Gholamali Rashid. (Foto: AFP).

Salah satu korban paling strategis adalah Amir Ali Hajizadeh, komandan Pasukan Dirgantara IRGC yang bertanggung jawab atas sistem rudal Iran. Hajizadeh tewas bersama sejumlah komandan lainnya saat berada di pusat komando bawah tanah yang dihantam oleh jet tempur Israel. Hajizadeh sebelumnya dikenal publik sebagai tokoh yang mengaku bertanggung jawab atas insiden jatuhnya pesawat Ukraina tahun 2020.

Editor : Yurisman
inisiatifberdampak
Tutup