HUT RI 80

Bunda PAUD Abdya: Reformasi Pendidikan Harus Dimulai dari PAUD Gampong

Bunda PAUD Abdya, Ratna Sari Dewi saat menyampaikan pesan pentingnya reformasi pendidikan dimulai dari PAUD gampong, di Aula Bappeda Abdya, Jumat 1 Agustus 2025.(Foto: Fitria Maisir/INISIATIF.CO).

INISIATIF.CO, Blangpidie — Di tengah semangat reformasi pendidikan nasional yang terus digaungkan, suara tegas datang dari Bunda PAUD Aceh Barat Daya, Ratna Sari Dewi Safaruddin.

Ibu Nana–sapaan akrabnya–menyuarakan urgensi perubahan pendidikan yang dimulai dari akar rumput, yakni ruang-ruang kecil PAUD di pelosok gampong.

“Karakter anak-anak kita dibentuk di ruang PAUD desa. Di sanalah masa depan mereka mulai dirajut,” ujar Nana saat memberikan sambutan dalam kegiatan pembinaan Bunda PAUD dan Kelompok Kerja (Pokja) PAUD Abdya, Jumat (1/8/2025), di Aula Bappeda Abdya.

Kegiatan ini difasilitasi oleh Pokja Bunda PAUD Provinsi Aceh, bukan sekadar seremoni, melainkan forum reflektif yang mendorong penguatan kolaborasi lintas sektor demi memajukan pendidikan anak usia dini sebagai fondasi utama peradaban.

Nana menepis anggapan bahwa posisi Bunda PAUD hanya simbolik. Menurutnya, Bunda PAUD adalah pemimpin sosial yang memikul tanggung jawab besar terhadap masa depan anak-anak bangsa.

“Ini bukan sekadar datang menyapa. Ini soal memastikan anak-anak merasa aman, dicintai, dan dibimbing oleh guru-guru yang punya kapasitas,” tegasnya.

Ia mengakui masih banyak tantangan yang dihadapi PAUD di daerah, mulai dari keterbatasan infrastruktur hingga kekurangan tenaga pendidik. Namun, kesenjangan itu, menurut Ratna, justru dapat dijembatani melalui sinergi antara pemerintah daerah, komunitas lokal, dan peran aktif Bunda PAUD di tingkat desa.

“Kalau visi kita tidak nyambung, maka anak-anak yang jadi korban. Dan mereka tak punya waktu menunggu kita saling menyalahkan,” tambahnya.

Nana juga menekankan pentingnya pembinaan yang berjenjang dari tingkat provinsi hingga ke gampong, agar implementasi kebijakan tidak mengalami distorsi pemahaman.

“Sistem bisa dibangun lewat dokumen, tapi semangat perubahan hanya lahir dari hati,” ungkapnya.

Menurut Nana, anak-anak tidak membutuhkan janji-janji manis dari para pemangku kepentingan. Yang mereka perlukan adalah ruang aman, guru yang sabar, serta lingkungan yang percaya akan potensi mereka untuk tumbuh menjadi pribadi yang bermartabat.

Editor : Yurisman
inisiatifberdampak
Tutup