HUT RI Ke 80

Batubara Jadi Primadona, Ekspor Aceh Juli 2025 Tembus US$61,35 Juta

Sumber: BPS Aceh

INISIATIF.CO, Banda Aceh – Badan Pusat Statistik (BPS) Provinsi Aceh mencatat kinerja perdagangan luar negeri daerah ini mengalami peningkatan signifikan pada Juli 2025. Nilai ekspor Aceh tembus US$61,35 juta, naik hampir 26 persen dibanding bulan sebelumnya.

Lonjakan tersebut membuat neraca perdagangan Aceh surplus sebesar US$9,14 juta, karena nilai ekspor jauh lebih tinggi daripada impor yang tercatat US$52,22 juta.

Komoditas batubara menjadi primadona ekspor Aceh pada Juli 2025 dengan nilai mencapai US$39,20 juta, atau menyumbang 70,16 persen dari total ekspor.

Posisi berikutnya ditempati oleh kopi dan rempah-rempah senilai US$6,42 juta (11,49 persen), lalu minyak mentah senilai US$5,48 juta. Ekspor produk kimia juga tercatat US$1,30 juta, serta bahan anyaman nabati dan produk nabati lainnya sebesar US$0,85 juta.

Dari sisi negara tujuan, India tercatat sebagai mitra dagang utama dengan nilai ekspor US$44,40 juta, atau sekitar 72,38 persen dari total ekspor. Komoditas yang dominan diekspor ke India adalah batubara serta lemak dan minyak hewan/nabati.

Selain itu, ekspor ke Thailand mencapai US$8,04 juta dengan komoditas utama berupa minyak mentah, batubara, daging olahan, dan buah-buahan. Sedangkan ekspor ke Jepang sebesar US$2,26 juta, didominasi bahan anyaman nabati serta kopi dan rempah-rempah.

Sumber: BPS Aceh

BPS Aceh mencatat, ekspor melalui pelabuhan di wilayah Aceh mencapai US$52,14 juta atau 84,99 persen dari total ekspor. Sementara sisanya, senilai US$9,21 juta, diekspor melalui provinsi lain, dengan nilai terbesar lewat Sumatera Utara mencapai US$9,09 juta.

Di sisi lain, impor Aceh pada Juli 2025 didominasi bahan bakar mineral/gas sebesar US$48,68 juta, disusul pupuk senilai US$2,71 juta, dan bahan kimia anorganik sebesar US$0,82 juta.

Negara asal impor terbesar adalah Qatar dan Amerika Serikat, masing-masing dengan nilai US$25,11 juta dan US$23,57 juta, mayoritas berupa gas butana/propana.

Selain itu, Tiongkok menyumbang impor senilai US$3,54 juta, terutama pupuk dan bahan kimia anorganik.

Kenaikan ekspor ini menjadi sinyal positif bagi ekonomi Aceh, terutama karena komoditas unggulan seperti batubara, kopi, dan rempah-rempah terus menunjukkan daya saing tinggi di pasar internasional. Surplus perdagangan juga memperkuat posisi Aceh sebagai salah satu lumbung sumber daya energi sekaligus produsen komoditas perkebunan strategis di Indonesia.[]

Editor : Ikbal Fanika
inisiatifberdampak
Tutup