Bank Indonesia Catat 687 Ribu Warga Aceh Gunakan QRIS, Transaksi Capai Rp1,38 Triliun
INISIATIF.CO, Banda Aceh – Perputaran uang melalui transaksi digital berbasis Quick Response Code Indonesian Standard (QRIS) di Aceh terus menunjukkan tren positif.
Hingga Juli 2025, nilai transaksi QRIS di Tanah Rencong telah menembus Rp1,38 triliun, menurut catatan Kantor Perwakilan Bank Indonesia (BI) Provinsi Aceh.
“Transaksi QRIS di Aceh sejak Januari sampai Juli 2025 sudah mencapai Rp1,38 triliun, naik 22,23 persen dibanding periode yang sama tahun sebelumnya,” ujar Kepala Perwakilan BI Aceh, Agus Chusaini, Jumat (19/9/2025).
Pertumbuhan transaksi tersebut turut didorong oleh meningkatnya jumlah pengguna. Agus menyebut, hingga Juli 2025 terdapat 687.422 user QRIS, tumbuh 0,84 persen secara bulanan (month-to-month/mtm).
Lonjakan pengguna ini juga berimbas pada bertambahnya merchant yang menerima pembayaran via QRIS. Tercatat, 218.396 merchant di Aceh sudah terhubung dengan sistem pembayaran digital ini, naik 2,29 persen secara mtm.
Dari sisi volume, transaksi QRIS di Aceh mencapai 2,3 juta kali, tumbuh 18,66 persen secara tahunan (year-on-year/yoy). Namun, untuk nominal transaksi tercatat sebesar Rp226 miliar, mengalami kontraksi 8,70 persen yoy.
Agus menegaskan, secara umum minat masyarakat Aceh terhadap sistem pembayaran digital berbasis syariah semakin membaik. Tren ini, kata dia, menjadi peluang besar dalam mendorong transformasi ekonomi digital yang sejalan dengan karakter ekonomi syariah di Aceh.
Untuk mencapai target 58 juta pengguna QRIS secara nasional, Bank Indonesia akan terus memperkuat kolaborasi bersama Penyedia Jasa Pembayaran (PJP), pemerintah daerah, dan mitra strategis lainnya.
“Berbagai program strategis seperti cashback, diskon, hingga promo menarik terus kami dorong untuk meningkatkan literasi sekaligus pengalaman masyarakat dalam bertransaksi menggunakan QRIS,” jelas Agus.
Salah satu upaya nyata BI adalah menghadirkan event tahunan Meuseuraya Festival 2025 yang akan digelar pada 24–28 September 2025. Ajang ini diproyeksikan menjadi momentum besar untuk memperluas literasi ekonomi syariah, memperkuat digitalisasi, sekaligus menggerakkan transaksi berkelanjutan.
“Event ini menjadi representasi ekonomi syariah, digital, sekaligus berkelanjutan,” pungkas Agus.[]