HUT RI Ke 80

Banjir Pakistan Renggut 921 Nyawa dan Paksa Jutaan Mengungsi

ejumlah warga Pakistan melintasi genangan banjir di Provinsi Punjab setelah hujan monsun deras melanda wilayah itu, Rabu (3/9/2025). Banjir besar ini menewaskan lebih dari 921 orang dan memaksa jutaan lainnya mengungsi. (Foto: Anadolu Agency via Getty Images)

INISIATIF.CO, Islamabad — Banjir besar akibat hujan monsun melanda Pakistan dan menelan korban jiwa yang terus bertambah. Hingga Jumat (5/9/2025), Otoritas Penanggulangan Bencana Nasional (NDMA) melaporkan sedikitnya 921 orang meninggal dunia, dengan puluhan korban tercatat hanya dalam 24 jam terakhir.

Laporan media Qatar The Peninsula yang mengutip data NDMA menyebut, lebih dari 1.170 orang luka-luka dan 1 juta penduduk terpaksa mengungsi dari rumah mereka. Sementara itu, 9.300 rumah hancur diterjang banjir dan hujan lebat yang mengguyur sejak akhir Juni.

Direktorat Jenderal Perlindungan Sipil dan Operasi Kemanusiaan Eropa (ECHO) sebelumnya mencatat bahwa bencana ini telah berdampak pada 2,4 juta jiwa. Angka kematian pada laporan awal Rabu (3/9) berjumlah 881 orang, namun terus meningkat seiring hujan deras yang belum reda.

Setidaknya 21 korban jiwa baru dilaporkan dalam sehari terakhir. Pihak berwenang menegaskan, angka ini kemungkinan bertambah mengingat kondisi di lapangan masih sulit dijangkau tim penyelamat.

Provinsi Punjab menjadi wilayah dengan kerusakan paling parah. ECHO melaporkan, banjir kali ini merupakan yang terburuk dalam 40 tahun terakhir akibat luapan air dari Sungai Sutlej, Chenab, dan Ravi.

Selain Punjab, Provinsi Khyber Pakhtunkhwa juga mengalami dampak serius. Ribuan warga harus mengungsi ke tempat penampungan sementara, sementara kebutuhan pangan, obat-obatan, dan air bersih semakin mendesak.

Pemerintah Pakistan bersama tim penyelamat internasional tengah berupaya mengevakuasi korban serta menyalurkan bantuan. Namun akses yang terputus akibat jalan tergenang dan jembatan rusak menjadi kendala besar.

“Bencana ini tidak hanya menelan korban jiwa, tetapi juga memicu krisis kemanusiaan yang sangat besar,” tulis The Peninsula dalam laporannya.

Dengan kondisi yang terus memburuk, para pengamat menilai Pakistan berpotensi menghadapi krisis kemanusiaan berkepanjangan. Pasalnya, musim monsun diperkirakan masih berlangsung hingga akhir September, sehingga risiko banjir lanjutan tetap tinggi.[]

Editor : Yurisman
inisiatifberdampak
Tutup