Banner Niagahoster
Ramadhan

Mangrove Park Lampulo Jadi Laboratorium Alam, Kolaborasi 7 Kampus Aceh Pulihkan Ekosistem Pesisir

Peserta Aksi Kolaboratif penanaman Mangrove di Mangrove Park Lampulo, Banda Aceh, (22/02/2025) ( Foto : Untuk INISIATIF.CO)

INISIATIF.CO , Banda Aceh –  Komunitas Ruang Lingkup menggagas aksi penanaman 500 bibit mangrove jenis Rhizophora apicula di Mangrove Park Lampulo (MPL), Sabtu (22/02/2025). 

Kegiatan bertajuk Sinergi Alam dan Insan Membangun Masa Depan Berkelanjutan ini melibatkan 115 mahasiswa dari 7 kampus di Aceh, serta menggandeng Pemangku Mangrove Conservation Community, PW ISNU Aceh, Universitas Bina Bangsa Getsempena (UBBG), dan DPRK Banda Aceh. 

Bank Aceh

Aksi ini tidak hanya fokus pada rehabilitasi ekosistem pesisir, tetapi juga memperkuat literasi lingkungan generasi muda melalui workshop pengelolaan sampah plastik.  

 Wakil Dekan UIN Ar-Raniry, Dr. Abd Mujahid Hamdan, menekankan peran mangrove sebagai penyerap polutan mikroplastik dan logam berat yang mengancam biota laut. 

“Selain mencegah abrasi, akar mangrove mampu menahan sedimentasi yang merusak situs bersejarah di sekitar Krueng Aceh,” ujarnya. 

Data DKP Aceh mencatat, 35% pesisir Aceh masih kritis, dan penanaman mangrove di MPL menjadi langkah strategis untuk mencapai target 1.000 hektare rehabilitasi mangrove di Aceh pada 2025.  

 Dinas Kelautan dan Periknan (DKP) Aceh Safrizal yang juga berhadir dalam momen tersebut menjelaskan, MPL yang dibangun di 10% area Pelabuhan Perikanan Lampulo telah bertransformasi menjadi destinasi edukasi lingkungan. 

“Selain sebagai paru-paru kota, MPL menjadi laboratorium alam untuk riset biodiversitas pesisir,” tambahnya. Sejak 2022, MPL telah ditanami 2.000 bibit mangrove dengan tingkat keberhasilan tumbuh mencapai 85%.    

Sementara itu, Harir Rizky Tallah, Founder Ruang Lingkup, menyatakan bahwa partisipasi mahasiswa adalah modal sosial untuk membangun kesadaran lingkungan yang inklusif. “Setiap bibit yang ditanam hari ini adalah investasi untuk ketahanan ekologi Aceh 20 tahun mendatang,” tegasnya. 

Salah satu peserta, Rania (21), mahasiswa UBBG, mengungkapkan motivasinya ikut bergabung ialah karena kekhawatirannya terhadap perubahan iklim yang kian ekstrem.

“Kami ingin buktikan bahwa anak muda bisa berkontribusi nyata melawan krisis iklim,” sebutnya disela-sela acara.

Aksi ini juga dihadiri Rektor STAIN Meulaboh, Dr. Syamsuar, yang mendorong replikasi program serupa di pesisir Aceh Barat. Kedepan, Ruang Lingkup berencana membangun pemantauan partisipatif berbasis aplikasi untuk memastikan pertumbuhan bibit. 

“Kami akan libatkan masyarakat pesisir dalam pemeliharaan, sekaligus membuka peluang ekowisata berbasis komunitas,” pungkas Harir.  

Dengan dukungan DPRK Banda Aceh, MPL akan dilengkapi fasilitas interpretasi lingkungan, seperti papan edukasi mangrove dan jalur tracking berbasis ecoprint, menjadikannya contoh sinergi antara konservasi, edukasi, dan pemberdayaan masyarakat. []

Editor : Redaksi
Iklan BRI
Tutup