Aceh Targetkan 6.497 Koperasi Desa, Mualem: Ini Langkah Nyata Bangun Kemandirian
INISIATIF.CO, Banda Aceh – Pemerintah Aceh menargetkan pembentukan koperasi desa di seluruh 6.497 gampong yang tersebar di 23 kabupaten/kota sebagai bagian dari percepatan program nasional Koperasi Desa Merah Putih.
Komitmen ini ditegaskan langsung oleh Gubernur Aceh, H. Muzakir Manaf (Mualem), dalam peluncuran program dan dialog percepatan Musyawarah Desa Khusus (Musdesus) di Balee Meuseuraya Aceh, Kamis (22/5/2025).
Acara tersebut turut dihadiri Wakil Menteri Koperasi dan UKM RI Ferry Juliantono, Wakil Menteri Dalam Negeri RI Bima Arya, serta ribuan kepala desa dan tuha peut dari seluruh Aceh.
Dalam sambutannya, Mualem menekankan bahwa koperasi bukan sekadar wadah ekonomi, tetapi instrumen utama dalam membangun kemandirian dan kesejahteraan masyarakat dari level desa.
“Program Koperasi Merah Putih adalah langkah penting untuk meningkatkan kemandirian ekonomi dan kesejahteraan masyarakat desa. Kami sangat menyambut baik dukungan pemerintah pusat dalam merealisasikan program ini di Aceh,” ujar Mualem.
Ia menjelaskan, antusiasme masyarakat terhadap program ini sangat tinggi. Koperasi desa dinilai sebagai gerakan ekonomi kolektif berbasis potensi lokal. Untuk itu, Mualem mengajak seluruh jajaran pemerintah daerah untuk menggali kekuatan sektor unggulan desa seperti pertanian, perikanan, dan pariwisata.
Lebih jauh, Mualem berharap dukungan pemerintah pusat tidak berhenti pada pembentukan semata, tetapi juga mencakup pendampingan regulasi, pelatihan, akses permodalan, serta penguatan kelembagaan koperasi.
Komitmen Pemerintah Pusat
Wamenkop UKM Ferry Juliantono menyatakan bahwa program Koperasi Merah Putih merupakan agenda strategis nasional yang diprioritaskan Presiden Prabowo Subianto. Targetnya, 80 ribu koperasi desa terbentuk secara nasional hingga akhir Juni, sebelum diluncurkan secara resmi oleh Presiden pada 12 Juli 2025.
“Koperasi hari ini harus naik kelas. Ia bisa menjadi badan usaha yang punya bank, pabrik, bahkan mengelola kebun sawit atau eks sumur minyak. Pemerintah menyiapkan model bisnis koperasi yang kuat, lengkap dengan kantor, toko sembako, simpan pinjam, klinik, gudang, truk distribusi, hingga menjadi agen LPG (bersubsidi), pupuk, dan gabah,” jelas Ferry.
Ia juga menyoroti rantai distribusi yang masih panjang dan merugikan petani. Koperasi desa diharapkan menjadi solusi untuk memperpendek rantai tersebut dan meningkatkan margin petani.
Percepatan Musdesus di Aceh
Wamendagri Bima Arya mengungkapkan bahwa Presiden menaruh perhatian besar pada pemerataan ekonomi melalui penguatan desa. Ia meminta seluruh kepala daerah dan camat untuk aktif memfasilitasi Musdesus dan pengesahan koperasi secara hukum.
“Di Aceh, baru sekitar 10 persen desa yang melaksanakan Musdesus. Tapi tadi kami lihat langsung, gerakan sudah mulai cepat. Targetnya, akhir Mei seluruh gampong sudah melaksanakan Musdesus dan akhir Juni koperasi telah tercatat di Kemenkum,” ujar Bima.
Bima juga menekankan pentingnya pelatihan dan pendampingan agar koperasi benar-benar sesuai dengan kebutuhan dan potensi lokal desa.
“Kami optimis, Koperasi Merah Putih akan berdiri kokoh di seluruh Aceh dan menjadi pilar kesejahteraan masyarakat,” tegasnya.
Acara peluncuran ini juga dihadiri oleh Dirjen Bina Pemerintahan Desa Kemendagri, Plt. Sekda Aceh, Ketua PKK Aceh, bupati/wali kota, kepala SKPA dan Biro Setda Aceh, camat, keuchik, serta berbagai tokoh masyarakat.[]