Aceh Masih Masuk 5 Besar Stunting Nasional, dr. Iflan: Edukasi Gizi Harus Dimulai dari Rumah
INISIATIF.CO, Banda Aceh – Meski menunjukkan tren penurunan, Aceh masih berada di lima besar provinsi dengan prevalensi stunting tertinggi di Indonesia. Fakta ini disampaikan oleh Ketua PDGKI Aceh sekaligus Direktur Kemitraan Universitas Syiah Kuala (USK), dr. Iflan Nauval, M.ScIH., Sp.GK, dalam program Mozaik Indonesia yang disiarkan RRI Banda Aceh, Selasa (17/6/2025).
Dalam pemaparannya, dr. Iflan mengungkapkan bahwa prevalensi stunting di Aceh kini berada di bawah target nasional, yakni 19,8 persen, namun angka tersebut masih dianggap memprihatinkan.
“Stunting adalah kekurangan gizi kronik, dan hanya bisa dikoreksi di bawah usia dua tahun,” tegasnya, sembari mengingatkan bahwa masa emas pertumbuhan anak sangat menentukan masa depan generasi mendatang.
Menurut dr. Iflan, tantangan utama yang dihadapi dalam penanganan stunting di Aceh adalah rendahnya pemahaman masyarakat tentang gizi dan stunting itu sendiri. Banyak yang masih menganggap tubuh pendek pada anak sebagai faktor keturunan, bukan akibat kekurangan gizi.
“Perubahan paradigma sangat penting. Kita harus edukasi bahwa ini bukan semata-mata faktor genetik,” katanya.
Ia menekankan bahwa sinergi lintas sektor sangat diperlukan. Mulai dari tenaga kesehatan, pemerintah desa, hingga tokoh agama dan masyarakat harus terlibat aktif dalam upaya menurunkan angka stunting.
Peran Ibu dan Potensi Lokal
Selain intervensi teknis seperti pemberian tablet tambah darah, perbaikan sanitasi, dan penyediaan air bersih yang sudah dilakukan pemerintah daerah, edukasi kepada ibu hamil dan menyusui menjadi kunci utama.
“Ibu adalah madrasah pertama bagi anak. Kesadaran gizi harus dimulai dari rumah,” ujar dr. Iflan menekankan peran penting ibu dalam menentukan pola makan dan gizi anak.
Ia juga mendorong agar Aceh mulai memanfaatkan potensi pangan lokal sebagai solusi berkelanjutan untuk mendukung pemenuhan gizi anak-anak di wilayah ini.[]