Header INS Spirit

9 ABK WNI Setahun Terdampar di Mozambik, KBRI Siapkan Pemulangan

Seorang ABK Warga Negara Indonesia (WNI) yang bekerja di kapal LPG tanker "Gas Falcon" berbendera Gabon beraktivitas memeriksa kondisi kapal (Foto RRI/Kemlu RI)

INISIATIF.CO, Jakarta – Sebanyak sembilan anak buah kapal (ABK) asal Indonesia hampir satu tahun terdampar di kapal pengangkut gas Falcon di perairan Mozambik, Afrika. Upaya pemulangan terus dilakukan, namun hingga kini terkendala faktor cuaca yang belum bersahabat.

Duta Besar Indonesia untuk Mozambik, Kartika Chandra Negara, memastikan seluruh logistik dan dokumen kepulangan telah disiapkan. “Semua persiapan telah kami atur, tinggal menunggu cuaca memungkinkan untuk proses disembarkasi,” ujarnya dalam wawancara dengan Pro3 RRI, Sabtu (20/9/2025).

Menurutnya, tim KBRI sudah bersiaga di Pelabuhan Beira sejak pekan lalu. Jalur pemulangan juga dipertimbangkan melalui beberapa rute penerbangan agar kepulangan bisa segera terealisasi. “Kami menyiapkan opsi perjalanan, baik melalui Johannesburg, Addis Ababa, maupun Maputo, tergantung ketersediaan tiket penerbangan,” kata Chandra.

Selain menyiapkan kepulangan, KBRI menegaskan bahwa pemilik kapal berbendera Gabon yang berbasis di Italia wajib melunasi gaji para ABK. Proses hukum terkait hak-hak pelaut Indonesia ini juga akan didampingi oleh International Transport Workers’ Federation (ITF). “ITF sebagai asosiasi pelaut dunia akan mendampingi, khususnya dalam gugatan terkait upah yang belum dibayarkan,” tegas Chandra.

Ia menambahkan, seluruh dokumen administrasi sudah lengkap sehingga tidak ada kendala birokrasi. “Tantangan terbesar hanya pada kondisi cuaca dan ketersediaan penerbangan,” jelasnya.

Selama menunggu pemulangan, komunikasi antara KBRI dengan keluarga para ABK tetap terjaga melalui pesan daring. Chandra berharap proses pemulangan bisa segera terlaksana agar para ABK bisa kembali berkumpul bersama keluarga.

Para ABK tersebut berangkat dari Jakarta pada 7 Oktober 2024 dan tiba di Mozambik pada 24 Oktober 2024. Namun, setelah membongkar muatan, otoritas maritim setempat menyita dokumen dan ijazah para ABK sehingga mereka tidak bisa turun ke darat.

Situasi semakin sulit ketika kapal Falcon ditabrak kapal nelayan pada Rabu (3/9/2025) dini hari. Andarias Aris, salah satu ABK, menyebut tabrakan itu menyebabkan kebocoran serius pada lambung kapal. “Kapal ditabrak kapal ikan. Akibatnya kapal kami mengalami kebocoran,” ujarnya.

Kini, harapan besar tertuju pada upaya diplomasi pemerintah Indonesia agar sembilan ABK tersebut segera pulang ke tanah air setelah hampir setahun terkatung-katung di perairan Mozambik.[]

Editor : Yurisman
inisiatifberdampak
Tutup