12 Jam Terombang di Laut, Tgk Muharuddin Salurkan Bantuan ke 10 Kecamatan Terdampak Banjir
, Lkosukon — Ketua Komisi I DPRA, Tgk. H. Muharuddin, menempuh perjalanan laut selama 12 jam demi memastikan bantuan sampai langsung ke tangan masyarakat korban banjir dan longsor di Aceh Utara dan Lhokseumawe.
Banjir hidrometeorologi yang melumpuhkan sejumlah kawasan itu memaksa ribuan warga mengungsi. Banyak rumah hanyut, rusak berat, dan sebagian wilayah terisolasi total.
Kondisi ini membuat akses darat, terutama di jalur Bireuen, terputus sehingga logistik tidak memungkinkan dibawa lewat jalan raya.
Menghadapi situasi itu, Muharuddin memilih jalur laut sebagai satu-satunya cara mengirimkan bantuan.
Dari Pelabuhan Malahayati, kapal yang membawa logistik berlayar melintasi cuaca tak menentu menuju Pelabuhan Krueng Geukuh, Aceh Utara.
Perjalanan panjang tersebut tidak hanya penuh tantangan, tetapi juga menjadi bukti keseriusan sang legislator dalam memastikan bantuan tiba tepat waktu kepada warga yang sedang kesulitan.
Setibanya di pelabuhan, Muharuddin bersama tim relawan langsung bergerak menuju titik-titik banjir.
Bantuan yang dibawa meliputi, beras, air mineral, mie instan, telur ayam, minyak goreng, roti, makanan siap saji, tikar tidur, serta baju dan pakaian layak pakai
Semua logistik tersebut didistribusikan ke 10 kecamatan terdampak, yakni Jambo Aye, Seunuddon, Baktiya, Baktiya Barat, Lapang, Sawang, Muara Batu, Nisam, Nisam Antara, dan Langkahan.
Di sejumlah lokasi, khususnya Langkahan, Muharuddin turun langsung menyapa warga, melihat kondisi pengungsian, serta memastikan kebutuhan ibu-ibu, anak-anak, dan lansia terpenuhi. Bahkan hingga malam hari, rombongan terus bergerak ke desa-desa terisolasi seperti Matang Tengoh, Alue Krak Kaye, dan Krueng Lingka.
Warga menyambut rombongan dengan haru. Banyak dari mereka sudah berhari-hari bertahan di meunasah, balai desa, dan tenda seadanya, tanpa alas tidur, tanpa pakaian pengganti, dan dengan logistik yang sangat terbatas.
“Kami melihat sendiri bagaimana masyarakat kehilangan tempat tinggal dan hanya bertumpu pada dapur darurat,” kata Muharuddin, Rabu (10/12/2025).
“Dalam situasi seperti ini, tidak ada alasan untuk menunda. Kita harus hadir, harus bergerak, dan memastikan saudara-saudara kita mendapatkan makanan, pakaian, dan tempat istirahat yang layak. Ini bukan sekadar bantuan, tetapi tanda bahwa mereka tidak sendirian,” tambahnya.
Di banyak titik, terutama Langkahan, pengungsi masih tidur berdesakan di lantai beralaskan tikar tipis. Sebagian ibu-ibu mengaku kekurangan pakaian dalam, pembalut wanita, hingga popok untuk bayi. Rumah-rumah warga juga banyak yang terendam lumpur, bahkan ada yang hancur tersapu arus.
Situasi ini membuat distribusi bantuan harus dilakukan cepat dan tepat sasaran.
Muharuddin menyampaikan terima kasih kepada Dinas Perhubungan Aceh, Pertamina Malahayati, awak kapal, relawan, dan pihak pelabuhan yang ikut membantu kelancaran pengiriman bantuan.
Ia menegaskan bahwa solidaritas antar-elemen menjadi kekuatan Aceh dalam menghadapi bencana.
Dengan perjalanan penuh risiko di laut dan distribusi hingga larut malam, ia berharap bantuan tersebut mampu meringankan beban masyarakat yang terdampak banjir.
“Tentu kita berharap kepada Allah SWT selalu memberikan ketabahan dan kesabaran kepada saudara kami yang mengalami musibah banjir hidrometeorologi,” tutupnya.[]
